Jumat, 07 Juli 2017

Bab 20 Arge

Terima Kasih sudah datang...
Tl : Zimsakuzai
Source : Imouto site
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
<< Arcient | Index | Modern >>
 -------------------------------------------------------




20 - Gadis Kuil di Perbatasan akan menutupnya


 “Fuwa.... Aku lelah”
 

Dengan menguap, aku menggosok pundakku.
 

Sebenarnya,tak merasa kekakuan di pundakku, jadi ini hanya reaksi palsu.
 

Tubuh fisikku telah dihancurkan, hanya roh yang tersisa. Tubuh kau gerakkan sekarang hanya benda fana untuk tempat istirahat rohmu.
 

Tempatku berada juga dunia roh, jadi yang ku lihat sekarang adalah ilusi yang tercipta dengan jiwaku.
 

Perasaan tubuh, kelembutan kursi yang kududuki, dan teh hijau hangat danyalah pura-pura, segala yang kupunya timbul dari pikiranku menuju dunia ini.
 

“fu~”
 

Kuminum teh hijau palsu, mengeluarkan helaan nafas pura-pura, dan membuka majalah pura-pura.
 

Pekerjaanku adalah “Gadis dari Batasan”. Sebuah jambatan yang menghubungkan banyak dunia. Diantara mereka, aku dituntut dalam sistem “Perwujudan”.
 

Diatas itu... ada juga tugas untuk mengirimkan ‘Jiwa yang tak pada tempatnya(dunia)’ yang mana kesalahan disebabkan oleh Dewa-Dewi, ke dunia dimana jiwa bisa hidup dengan benar.


Namun, jika kamu menjadi gila, kamu akan dipecat oleh bos(Dewa-Dewi).  (Aslinya mereka punya banyak Dewa dan Bos di aslinya, dia merubahnya seiring waktu berlalu. Awalnya dia mengartikannya sebagai ‘Dewa(Bos)’, setelah dia bekerja dalam waktu yang lama dia jadi menyebutnya ‘Bos(Dewa)’)
 

...tugas yang menyusahkan.
 

Nama berubah, keberadaan berubah, sekalipun peran berubah.
 

Kehidupan sebelumnya, aku hanya seorang gadis kuil, aku menutup seluruh hidupku sebagai hadiah jasmaniah,
 

Di duniaku, di jamanku, ada budaya untuk berdiri oleh pilar ketika aku meminta hujan untuk keselamatan kami.
Itu sekitar waktu bahwa aku berdedikasi pada dewa dan menyelesaikan misiku. Hoho... sungguh nostalgia....
 

Aku merasa hidupku melelahkan, namun saat berikutnya, aku berada di dunia putih murni.
 

Aku bingung pada waktu itu dan tanpa mengetahui situasi, kupikir itu sangat sepi sekali bagian dari dunia suci. Juga pada waktu itu, bahwa aku mengerti peran baruku.
 

Ini adalah dunia roh, Sekalipun tanpa diungkapkan, mengetahui aturan mencapai ‘telah ditanamkan’ di jiwaku. Sampai saat itu, aku segera mengerti bahwa aku menangani perwujudan.
 

Sejak itu, aku telah menunaikan tugas ini dalam dekade, ratusan tahun... mungkin ribuan tahun.
 

Tak ada banyak kesusahan yang terjadi. Jika aku mengharapkannya, Dewa akan mengabulkannya walaupun itu sesuatu yang kompleks, seperti memberikan penampilanku di kehidupan sebelumnya, namun sebaliknya banyak benda di peroleh bila kamu memakainya untuk Dewa.
 

Majalah yang membuka di hadapanku sekarang adalah salah satunya. “Batas Mingguan” adalah majalah informasi untuk ‘hanya dunia ini’ yang mana satu dari sekian banyak.
 

Benar, jika kau inginkan, seluruh informasi bisa ditransfer dengan telepati menuju kepalamu, namun... aku suka membaca buku, jadi aku akan mengambil masalah dengan waktu dan membaca setiap rotongan informasi dengan santai.
 

“Huh? Manisan baru tersedia di dunia itu... beli”
 

Sebenarnya aku tak membayar karena aku mendapatkannya dengan berdo’a kepada Dewa, namun aku merasa itu salah.
 

Sekilat koneksi singkat dengan Dunia Itu, namun tak ada nama lain untuk dunia itu.
 

Contohnya, ada dunia dengan bintang bernama “Bumi”, namun itu bukan nama dunia.
 

Faktanya itu universal berada diluar bintang-bintang, dan galaksi menyebar dengan luas.
 

Dunia disini terlihat tak bernama, jika sebagai kesatuan pada semua informasi di satu dunia.
 

Sekalipun Dewa yang mengatur itu tak memanggilnya dalam nama, mengungkapkannya seperti “Dunia itu cukup mengerikan, cukup hebat, bagusnya dihancurkan’kan?” Karena ini dunia spiritual, kami bisa berkomunikasi dengan ‘Dunia itu’, an karena kami membagi kesadaran, kami tak perlu nama individual. 
 

Aturan tersebut juga berlaku padaku.
 

Aku punya nama dari kehidupanku yang sebelumnya namun sekarang aku tak memiliki nama.

Ada beberapa gadis kuil pada batas yang bekerja dalam incarnasi, termasuk aku, namun tak ada satupun yang bernama. Berbicara tentang ‘anak itu’, aku bisa berkomunikasi dengan menyebarkan kesadaranku.
 

Di dunia dimana kependudukan telah diatur, ini sama dengan ’mengunggah dengan gambar’ karen kamu bisa melihat dan mengerti detail dalam pandangan sekilas, kamu tak perlu manamainya setiap waktu.
 

Terdengar menakjubkan ‘kan? Namun, mengingat kehidupan lamaku, aku entah bagaiman merasa sedih sebagai seseorang yang yakin pada Dewa.
 

“Semuanya terlihat menikmati hidup bagus”
 

Di paruh bagian dari majalah ‘Batas Mingguan’, ditulis tajuk untuk orang yang lahir kembali
 

Juga dijelaskan apa jenis yang telah mereka jalani atau lakukan dan jika mereka kembali hidup.
 

Sedikit berkontribusi ke penelitian sains.
 

Beberapa memulai perang yang berlangsung ratusan tahun, untuk menjadi Raja.
 

Juga, beberapa perjalanan keluar menuju ruang angkasa, menuju perjalanan dari evolusi menghubungkan kesadaran manusia.
 

Sungguh, semuanya berkontribusi dengan cara yang besar.
 

Jiwa yang direinkarnasi akan diberikan beberapa kemampuan curang sebagai ‘hadiah perma’afan’ untuk kesulitan yang disebabkan Dewa.
Kualitas dari skill bergantung pada kualitas jiwa... di banyak kasus, kamu akan mendapatkan cukup skill atau kemampuan untuk menjelaskan bahwa dirimu itu cheat atau over-power.
 

Benar, tidak dari mereka semua bahagia. Beberapa melakukan yang tekbaik untuk melakukan kekerasan menggunakan skill yang telah diberikan dengan nama Dewa dan incarnasi. Namun tak ada yang dilakukan Dewa-Dewi, karena tujuan uttama Dewa adalah untuk ‘mengamati dunia’ termasuk Kejahatan.
 

Aku mulai mencari artikel khusus yang menarik perhatian dengan membuka 
halaman dengan rasa rapuh.


Perhatianku menuju seorang anak laki-laki, dia hidup dalam kemalasan, seperti dia adalah gadis dengan cangkang laki-laki. (TnE : Bagus Loligramp, itu kenapa kamu mengubah mc kita jadi loli) Cukup banyak waktu untukku berada dalam peran ini, namun aku tak pernah bertemu seseorang dengan atmosfir kelesuan sebanyak itu.
 

Jika hanya sebuah jiwa yang lesu, itu akan menjadi perkara besar, itu adalah jiwa tidak bisa menyesuaikan diri ke dunia akan mendapatkan mata yang hampa akan hidup.
 

Namun, dia adalah ‘sebuah observasi ke apa aksi yang tak diakui’, ‘keputusasaan dengan jarak antar dirinya dan dirinya’ atau ‘jiwa yang tak puas karena tak bisa dipuaskan’. Kupikir itu karena alasan tersebutlah dia dikelilingi engan atmosfir lesu.
 

Namun aku salah.
 

Dia hanya malas, dari menerima kenyataan yang melampaui akal sehat dari incarnasi, untuk berkata bahwa semuanya OK dan komplain bahwa dia akan tidur lebih cepat.
 

Ku percaya dia hanya berkata untuk kesenangan sekarang.
 

Diantara jiwa yang telah kubantu reincarnasi, aku membertinya kekuatan terbaik. Lebih lagi, berdasarkan dari kemampuan lahir – tumbuh. Itu punya kemampuan potensial untuk memutuskan akhir dunia dimana dia 
direinkarnasikan. Ia pasti termotivasi sekarang.
 

Sekarang... dimana pria itu? Ketertarikanku mencapai puncak.
 

Hanya sedikit halaman, kita mencapai namanya.
 

Kuon Ginji, keberadaan yang ku reinaranasikan.

“Bu fu ~o~tsu”

Tampar, tak ada pilihan lain selain menampar.
 

Akan buruk bila aku pikir bahwa tubuh abadiku akan menjadi sulit bernafas. Pada halaman aku beradda, aksi setelah incarnasi Kuon Ginji tertulis dan beberapa photo di dapatkan
 

Sebenarnya bukan foto namun sebuah pandangan dunia yang dipotong dan disimpan, namun sejak prinsip dan maksud yang sama dengan foto, disebut itu juga boleh.

 “.... Sistemnya tidak error kan...”

Dia terlelap.
 

Di kasur yang rapuh, terkubur dalam rumput di suatu hutan disuatu hutan, di kasur yang lembut, tempat seperti kereta.
 

Tertidur. Dia tidur. Hanya ada foto-foto saat dia tidur.
 

Detail aktivitasnya, jika menimbulkan benda besar secara paksa, tingkat bahwa dia mengalahkan iblis dan menyelamatkan kota.
 

Skala yang kamu lakukan itu trlalu kecil untuk kemampuan yang kamu terima. Jauh dari kecil, dia tak melakukan apapun dengan rapi.

 “...Aku tak ingin tahu tentang ini lagi” (TN E : Lari dari kenyataan? Yah, akhirnya kamu berada di dunia mimpi)

Bukan aku yang memutuskan dimana reinkarnasi akan diwujudkan, namun ini  sistem yang dewa buat.
 

Dengan kata lain aku tak bersalah. Aku melakukan tugas dengan sempurna seperti biasa, tak dipungkiri.
 

Aku berhenti berfikir dan menutup ‘Batas Mingguan’ dengan ringan. Aku akan menghapus segalanya dan kembali bekerja, seluruh tubuhku dan kursi yang kududuki.
 

Kesalahan Dewa tak pernah habis, reincarnasi yang tak pernah habis. Aku berada dalam batas, aku sibuk mengatur perwujudan. Jadi aku tak tahu akan pria itu. Aku tak tahu. AKU TAK MAU TAHU. (TnE : Kamu mengulangnya banyak sekali, Loli-baba)

 “Jadi kamu datang, perwujudan yang baru.”

Ayo mulai bekerja.
 

Aku sibuk, tak seperti orang yang hanya tidur.



---------------------------------------------------------------------------------------------------------
<< Arcient | Index | Modern >>
 -------------------------------------------------------
 
Vol 1 Selesai.... Kanpai.....