Tl : Zimsakuzai
Source : Raising The Dead
*******************************************
15
Perwujudan Dewi
Kesatria menjadi marah karena perkataan Adele yang
arogan.
“Apa-apaan yang kau katakan! Kalian semua,
buat apa kalian termenung, tangkap dia!”
Mengikuti perintah kesatria, tentara takut-takut
mendekati Adele.
「Oh Lightning, show these fools the anger
of the god they defy!」
Dodoon!
Mengikuti perkataan
Adele, Empat serangan petir turun, mengenai ujung tombak tentara.
「「「「Woah!!!」」」」
Empat tentara cepat-cepat melemparkan tombak mereka dan
runtuh kebelakang.
「Ap-apa yang terjadi…」
Itu bukanlah sihir api namun petir sungguhan yang jatuh
dari langit.
Kekuatan yang tak ada dalam jangkauan sihir.
「Azab….Tuhan….?」
Kesatria membeku dalam keheranan. Dalam kegagalan tak
terma’afkan dari orang yang mendapat hidupnya melalui pertarungan, dia tak
mampu berdiri tegak.
Adele meletakkan ion negatif di tempat rendah dan ion
positif di tempat tinggi dari awan. Mengarahkan ion positif ketanah tepatnya ke
ujung tombak, dia menyebabkan petir jatuh.
Dia membentuk tempat dengan sedikit ketahanan dari
pegangan menuju tanah menambahkan lembaran isolasi pada tangan tentara. Adele
menyetelnya agar mereka menerima kejutan namun hidup mereka takkan mengalami
bahaya. Tanpa berhenti dia berlanjut ke mantra tak berucap berikutnya.
(Selanjutnya
mengubah cahaya, Menyebar! Mengumpulkan embun udara, membekukan sampai
mengkristal, Formasi! Menahan Gravitasi, Menopang konstruksi.)
Adele menguatkan bayangannya, mendasari efek dan
menggambarkan hasil, dan memasukkan pikiran tersebut.
Saat berikutnya, partikel cahaya mulai berdansa disekitar
Adele dan kristal putih mulai dengan nyaman menyatu di punggungnya.
「… Tuhan… Dewi…」
Kesatria hanya bisa dengan lemah membisikkan kata-kata
tersebut selagi menatap bentuk gadis kecil memancarkan cahaya platinum di
sayapnya, terkelilingi partikel cahaya.
“Berapa banyak ya
yang akan senilai sebagai hukuman suci?
Menghancurkan istana?
Menghapuskan kekaisaran, kebangsawanan, dan tentara mereka? Atau mungkin
seluruh populasi...”
“Tolong tunggu sebentar”
Bergetar dua kesatria mencoba mencoba menghentikannya,
seorang gadis keluar dari kereta mewah dan belari menuju Adele.
Gadis beumur 14-15 tahun dengan rambut emas yang tentu
saja adalah putri ketiga.
Ketika dia berada di kesatria paling depan dia berlutut
dan merendahkan kepalanya (Bersujud)
“Aku meminta pengampunanmu, Oh Dewi! Kereta
dilajukan untukku, jadi hanya aku yang harusnya kau hukum. Tolong berikan ampun
untuk semua orang!”
“Putri, apa yang anda katakan! Sebagai kapten
penjaga, seluruhnya adalah kesalahanku, itu alami bahwa semua kesalahan ada
padaku. Tuan Putri hanya mengendarai kereta dan tak berternggungjawab pada
seluruh tindakan kami!”
“Tidak, yang
menerima hukuman harusnya adalah individu peringkat tertinggi, apa aku salah?”
(Hmm~ mereka bertarung untuk memutuskan siapa
yang bertanggung jawab daripada memberikannya pada yang lain. Mungkin mereka
bukan orang yang jahat...)
Situasinya mungkin jadi membingungkan, namun tujuan Adele
telah selesai. Menyelamatkan bocah dan melewati situasi seperti tak ada sesuatu
yang terjadi. Dia ingin ini berakhir dengan cepat.
Sihir tanpa mantra untuk menyembuhkan bocah telah
bekerja, dia memberikan beberapa perhatian pada kerusakan di kepalanya,
pendarahan dalam, dan patah tulang atau organ yang terluka diman dia terkena
serangan tombak.
“Diam! Diriku tak
ingin ada keributan!
Kali ini akan
kulupakan untuk menghormati kebaikan hati putri yang perhatian dengan
bawahannya, Namun jangan harap kebaikan ini akan terjadi lain kali!”
“Saya paham! Saya tak bisa mengatakan rasa
terima kasih pada pengampunan Anda...”
Apa jenis sikap yang dia harus tunjukkan pada Putri?
Jika kebenarannya terungkap, kepalanya bakal berguling.
(dan sekarang
untuk sentuhan akhir)
Adele menunjuk kesatria yang menyerang bocah.
“Kau disana, Walau
kepekaan atas tugas dalam menyelesaikan tugas sangat dimengerti batasnya telah
terlewati. Kekejaman yang kau lakukan tak berbeda dengan kekejaman yang
dilakukan putri negaramu.
Akankah kau bisa
bertanggungjawab jika rumor menyebar ke negeri lain bahwa “Putri negara itu
sangat tak berhati sampai-sampai membunuh anak yang hanya menghalangi jalan”?”
Mengetahui konsekuensi tindakannya sendiri setelah
ditunjuk oleh Adele, Kesatria hanya bisa berdiri dalam diam.
“Baiklah, ini
waktunya aku mundur...
Oh, ada satu hal.
Bejana ini bodoh bahwa dia dihuni olehku. Memberitahunya tentang ini atau
menyebakan apa yang berlangsung adalah terlarang! Mutlak!”
Selagi mengucapkan ancamannya, Adele menatap pada tentara
juga dengan populasi sekitar.
Semuanya mengangguk dengan wajah putih.
“Oh Dewi, bisakah aku meminta sesuatu!”
“Apa itu?”
“Aku ingin memberitahukannya setidaknya pada
raja...”
Setelah berfikir sejenak tentang kesalahan kapten penjaga,
Adele setuju.
Karena banyak kesatria terjerumus dalam ini, mereka tak
bisa tak melaporkannya pada raja.
“Aku mengijinkannya, namun hanya raja.
Kebangsawanan lain tak tahu akan ini.”
“Baiklah, aku akan mengikutinya...”
Baru saja, ide hebat muncul di kepala Adele.
Dia mendekati kapten penjaga dan membuat wajah yang
sedikit bermasalah.
“Bejana ini tak terpelihara baik karena
kemiskinan. Akankah kau memberikannya penghargaan dengan alasan seperti “Aku
terkesan dengan keteguhan hatimu.” Dan memberikan beberapa koin dari
kantongmu?”
“P-p-paham!”
Balasan untuk kata-kata Adele dia melakukan salut dan
setuju dengan segera.
... tak mungkin dia bakal menolak bukan.
(Yay, aku melakukannya! Dana tambahan diterima!
Tidak begitu dekat untuk menutup tirai...)
Menjaga tampilan berwibawa dari wajahnya, dia meletakkan
kedua tangannya ke pundak bocah.
「Light of Healing, cure his wounds!」
The boy’s body was surrounded by light particles. But
this was only a pretty light show without any real effect. She had long ago
finished healing him.
Tubuh bocah dikelilingi dengan partikel cahaya. Namun ini
hanya cahaya kecil untuk pertunjukkan tanpa adanya efek sungguhan. Dia telah
menyembuhkannya beberapa saat yang lalu.
Adele lalu membuat parikel cahaya dan sayapnya menghilang
dan mengambil posisi yang sama dengan sebelum dia mengaktifkan “Lattice Force Barrier”
“Ya, seperti ini.
Lebih baik kalian mengingat sumpah kalian!”
Setelah menatap pada tentara dan orang yang
terus-terus saja mengangguk lagi, Adele menutup matanya sebelum berkedip
beberapa kali dan menunjukkan wajah kebingungan.
“...huh? Aku tak terluka? Tapi tombaknya?
Tentara?”
Berbisik begitu, Adele dengan bingung melihat sekitar.
Dibandingkan setahun yang lalu, kemampuan aktingnya telah
tumbuh secara dratis.
“Hmm, huh? Siapa kau?”
Anak yang membuka matanya karna sihirnya tidak merasakan
sakit.
Bisikan mulai ada diantara orang yang menonton namun tak
ada siapapun yang kurang ajar ceroboh membuat kesalahan, jadi ini tak menjadi
keributan lebih besar.
“Uh, permisi... Tidak, kau gadis disana!”
“Eh? Kau maksud aku?”
Adele membuka matanya lebar-lebar dan menyembunyikan
mulutnya dengan kedua tangannya di mulutnya selagi berpura-pura bodoh.
Kali ini tindakannya tidak berdasarkan pada kebodohan
dirinya, namun benar-benar dipanen untuk mendapat efek maksimum.
“Ya, keteguhanmu menghentikan bawahanku dari
melewati batasnya, dan melindungi bocah itu mengesankanku, Aku kan memberikan
ini sebagai hadiah.”
Mengatakannya, kapten penjaga mengeluarkan dompetnya.
(Yay, seperti yang
direncanakan!)
Selagi Adele sibuk menahan tawanya yang ingin menuju
wajahnya, kapten penjaga memberikannya seluruh dompetnya.
Ini benar-benar mengejutkannya.
Namun dia menyadari sesuatu..
Semuanya menatap padanya.
Padanya dan anak terlihat miskin disampingnya.
Dibandingkan dengannya, yang mengenakan seragam sekolah,
bocah tu terlihat lebih miskin dari segala sisi.
Bisakah dia hanya berjalan dengan kantong besar uang dia
situasi ini.
Kesulitannya tinggi...
“Ce-cepat dan terima ini!”
「Eh?」
“Ini dari kesatria untuk meminta ma’af
menakutimu!”
“Bisakah aku? Terima kasih!”
(Ahhhhhh, dan aku
bisa menggunakan ini sebagai biaya kabur...)
Adele yang hatinya hancur selagi dia memberikan dompet
itu pada bocah dengan tangan yang bergetar.
Kapten penjaga panik karna melihat ini.
Karena ini bertentangan dengan perintah dewi.
Sekalipun dia sepucat hantu, dia juga tak bsa
menghentikannya dari memberikan uang.
Diwaktu dibutuhkan, tangan yang membantu keluar menuju
kapten penjaga.
“Lalu, di tempat kapten, aku, wakil kapten,
akan menghadiahkan ini pada gadis berani ini.”
(Aku selamat~~!!
Aku pasti akan mengembalikan kebaikan ini, wakil kapten!!)
Kapten merasa terbebaskan setelah dia menghindari peluru.
(Hurray! Dengan
ini biaya kabur telah berkembang sedikit!”
Dengan reflek menggunakan sihir yang tak diketahui dunia
ini untuk menyelamatkan seorang bocah, Adele melanjutkan untuk melanjutkannya
dengan “Kerjanya Tuhan” dengan melepaskan beberapa sihir yang lebih asing yang
mendramakan dirinya sebagai dewi.
Dan menggunakan momen ini, dia dengan paksa membuatnya
tak pernah terjadi.
Adele tanpa pikir panjang melihat kembali fakta ini
ditempat membuat rencananya berjalan baik dan bahkan menyipan simpanan
tambahan.
Naif.
Tak berpengalaman
Benda Bodoh yang disebut Kecerdikan Manusia.
Kesalahan ini berada dalam Efek maksimal sekarang.
*******************************************