Tl : Zimsakuzai
Source : Raising The Dead
*******************************************
8
– Teman 1
“Yah, setidaknya gadis
kurcaci itu imut-imut ..... “
Adele yang akhirnya kembali kekamarnya berbisik selagi
terlungkup diatas kasurnya.
Pria dan wanita Elf memiliki bentuk tubuh yang cukup
tinggi. Kontras dengan itu, wanita kurcaci lebih pendek dibandingkan wanita
manusia dan terlihat agak bulat, namun seluruh ras mereka tak begitu berbeda.
Mereka tak seperti kurcaci laki-laki yang besar dan tegar dan mereka tak
memiliki kumis dan janggut. Dalam pandangan manusia mereka terlihat sebagai
gadis sebelum puber dengan kelebihan daging di tulang-tulang mereka.
Berdasarkan pada perbedaan ini, fitur Elf dan kurcaci
secara luas diseimbangkan, lalu disesuaikan menurun pada Adele dan meninggalkannya
dengan tinggi tubuh yang berada pada sisi kecil.
Sedihnya, fitur tak manusia ini sampai dengan menjelaskan
efek dalam kejadian pada dadanya....
Tidak, ini masih belum terbuktikan!
Semua ini hanya terjadi gara-gara ia berfikir berlebihan.
Dia hanya perlu mencari kebenaran dengan bertanya pada
nanomanchine.
“Kayak aku bisa
bertanya begitu~~!!! Apa yang harus kulakukan jika menanyai mereka dan itu adalah
kebenaran? Mengerikan!! Terlalu menakutkan!!!”
『Kau memanggil?』
「No!」
Adele berteriak balik tanpa berfikir.
Zezezeze…
Ketika dia menyadari keluputannya, Adele melihat pada
dinding di kamar asrama dalam panik. Namun sepertinya tak satupun tetangganya
kembali ke ruangannya jadi dia tak perlu takut mereka akan jengkel karna
kerusuhan yang ia buat.
Adele dalam mood yang bagus saat dia menuju kelasnya
minggu depannya. Pekerjaan dihari liburnya telah digaji 2 koin perak dan dia
diijinkan mengambil banyak roti tak terjual yang mana langsung disimpan di Item
box yang mana takkan membusuk.
Namun ketika dia masuk ke kelasnya, Adele membeku.
“Selamat pagi, Adele-chan!”
“Gimana kau habiskan
harimu kemarin?”
“Ayo makan siang bersama hari ini!”
Para cowok menyerang.
Jujur, Adele adalah bahan yang terbaik.
Otak yang bisa masuk ke dalam kelas A ditambah kemampuan
atletik untuk menjadi kesatria dan bakat yang hebat dalam sihir. Diatas semua
itu, dia memiliki kepribadian sederhana yang membuat dia ingin menyembunyikan
kemampuannya.
Ditambah lagi, karena dia mengungumkan diri sebagai orang
biasa, dikatakan bahwa masuknya membuktikan dia tak memperhatikan ujian dan
bahwa dia menerima uang dari rumah dari pada dibuang....
Dalam tiga tahun, semuanya akan menjadi anggota, dan
dewasa yang mampu hanya dua tahun kemudian. Jadi, walau mreka hanya berumur
sepuluh tahun, ada banyak murid di kelas atas ini mencoba untuk membuat koneksi
atau membuat kemungkinan partner hidup.
“Kalian lagi! Bisakah kalian mengerti bahwa
kalian mengganggu Adele-chan”
Gadis yang sama dengan rasa ketua kelas... yah ketua
kelas saja sudah bagus, membantunya.
“Te-Terima kasih, aku
tak sering berbicara dengan anak laki laki...”
Setelah berterima kasih pada ketua kelas dan berbicara
padanya sejenak, Adele mulai mengamati.
(Ini, inilah yang akan dilakukan oleh seorang teman!
TEMAN!!!)
Termasuk kehidupan lamanya, ini adalah teman pertama
Adele.
Kebanyakan anak laki-laki yang mendengar perkataan Adele
memutuskan bahwa terlalu maksa akan mengakibatkan efek berlawanan dan
memutuskan untuk mundur, namun minoritas yang terbendung menjadi bisa menilai
Adele, membuat mereka lebih memaksa karena sepertinya Adele tumbuh tanpa
ketahanan akan laki-laki.
Lalu Adele dengan jelas manghindari cowok yang mencoba
memaksa menghadang jalannya menuju sedikit ke masa depan.
Minggu pertama diisi dengan kelas teori.
Seperti yang diduga, mereka takkan langsung melemparkan
mereka ke pertarungan praktik atau praktik sihir dari awal.
Tambahan pada pengajaran umum, teori dan aspek
keselamatan dari seni bela diri dan sihir juga termasuk.
Untuk Adele kelas sangat mudah. Akan sangat memalukan
baginya sebagai anak berumur 18 tahun dari masa ratusan tahun lebih maju, untuk
mengalami masalah sampai poin ini.
Pikiran dan ingatan sama ketika dia maih menjadi Misato.
Apakah Tuhan berfikir bahwa ini akan menjadi bermasalah untuk Adele jadi bodoh
selagi menahan kesadaran Misato? Atau mungkin sihir telah melambatkan proses
dunia ini dan orang-orang sesungguhnya cukup pintar? Adele menghabiskan
waktunya di kelas dengan damai, tak mengganggu untuk membenarkan guru kelas
sihirnya karena mengetahui yang diajarkan itu sebetulnya salah besar. Hari-hari
terus seperti ini sampai hari sebelum libur.
“Adele-san ada
sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu.”
Mendengar kalimat ini dari Marcella, putri ketiga
keluarga baron, yang bersama kedua temannya, menyebabkan hati Adele membumbung
tinggi. Teman! Undangan seorang teman!
“Te-Tentu saja! Dimana ya tempat yang bagus
.... Ruanganku! Itu agak luas. Ndak apa-apa kan?”
“EH? Kenapa, ya, ndak
masalah...”
Marella dengan ragu menjawab.
Untuk yang melihat mereka dari jauh, Marcella putri
ketiga baron, Monika, putri pedagang kelas menengah, dan Oriana, seorang penduduk
biasa yang masuk karena beasiswa, adalah gadis bangsawan dan Cs-nya.
Walau Marcella terlihat cocok dengan peran seorang putri
arogan, dia sebetulnya cukup perhatian, membantu warga biasa Oriana yang
kehilangan perlengkapannya dengan bantuan dari temannya Monika. Dia memandang
bahwa merawat warga biasa sebagai tugas bangsawan.
Dan sekarang ketiganya tak pernah terpisah jauh dari yang
lainnya.
“Namun kenapa dia bisa mengatakan bahwa
ruangannya luas? Setiap ruangan Asrama memiliki penampilan yang sama....”
“Siapa tahu? Yah,
kita akan menyadarinya ketika kita sampai disana. Kita tunjukkan gadis lancang
itu tempat yang benar!”
「「Baik!!」」
Marcella tak bisa membiarkan dia. Si Gadis Adele.
Dia tak melihatnya sendiri, namun sepertinya dia
menunjukkan bakat ekstrim pada seluruh ujian....
Namun itu tak apa. Manusia memiliki hal baik dan hal
buruk. Apa yang tak bisa dima’afkan itu dia menggaet seluruh cowok karena dia
agak imut.
Untuk Marcella dua tahun berikutnya akan memutuskan masa
depannya. Setelah periode itu dia akan kembali kerumah untuk mulai persiapan
pernikahan. Jika dia beruntung, dia akan menjadi istri ke-lima dari bangsawan
berumur empatpuluhan atau pria kaya yang ingin membeli kebangsawanan. Jika
tidak, dia akan berakhir menjadi pecinta aristrokrat yang berpengaruh.
Di sekolah yang berisi dengan gadis yang bersama-sama
mempertaruhkan takdir jelas iri pada gadis itu, dengan bakat untuk memilih
jalan hidupnya sendiri, namun malah memonopoli anak laki-laki seperti itu tak
bisa dima’afkan. Dia harus diberi peringatan.
Perasaan itu membelokkan Marcella, putri ketiga dari
kediaman bangsawan miskin.
Monika dan Oriana, karna menjadi orang biasa, tidak
terdorong menuju sudut, namun mereka ingin mendukung teman mereka yang membantu
mereka dimasa lalu.
Kon Kon
Adele melompat untuk membuka pintu ketika dia mendengar
ketukan.
“Se-Selamat datang
keruanganku! Masuklah!”
Ini adalah pertama kali, termasuk kehidupan lamanya,
bahwa teman sekelasnya masuk ke kamar Adele, membuatnya kaku.
Lalu dia mulai menyadari....
(Oh tidak! Aku hanya punya satu kursi)
Dia telah ceroboh.
Dia tak bisa membiarkan tamu duduk di kasur tidak
mengatakan bahwa ketiganya duduk di kasur sementara dia sendiri di kursi. Hanya
akan menunjukkan bahwa dia berada pada tingkat lebih tinggi, membuat kesan dia
merendahkan mereka. Dia juga tak ingin 3 vs 1 keretakan kedudukan ini akan
menunjukkan itu.
Berfikir begitu Adele gugup meminta ma’af.
“Ma’af, aku lupa ndak ada cukup kursi! Tunggu sebentar akan kuambilkan dari ruang
rekreasi di ruang bawah.”
Tanpa menunggu jawaban, Adele keluar ruangan.
“Gadis ini tak punya sepotongpun kesabaran!”
“Aku tak bisa setuju
lagi... Namun sekarang aku paham kenapa dia maksud kamarnya luas.”
Monika membalas kalimat Monika.
Ya, benar sekali ini luas.
Ini masih terbagi sama dengan penampilan dengann ruangan
lain, namun tak ada peti atau koper yang dibawa dengannya. Tak ada efek
pribadi, dekorasi, lentera atau binatang kesayangan. Tak berbeda jauh dengan
kamar tak terpakai.
“Benar-benar tak ada apapun disini....”
Oriana berucap dalam keterkejutan.
Sekalipun diruangannya, dia memiliki tas pengangkut untuk
barang-barangnya, peti bekas yang ia beli di kota, dan banyak benda kecil yang
penduduk desa hadiahkan padanya.
Marcella meletakkan tangannya di pegangan lemari.
“Nona! Jangan bertindak terlalu jauh!?”
Marcella mengabaikan peringatan Monika pada aksinya yang
merajalela dan membuka lemari.
“Tak ada pakaian biasa...”
Disana hanya ada seragam dan pakaian olahraga yang
diberikan oleh sekolah.
Lalu, Marcella membuka laci dibagian bawah.
“Kau tak boleh! Ini tak benar!”
Monika mencoba menghentikan Marcella dengan memegang
tangannya, namun laci malah terbuka.
「Kosong…」
Lacinya benar-benar
kosong.
「Ugh…」
Suara seperti
seseorang tercekik menuju kematian membuat Marcella dan Monika menoleh dan
menemukan Oriana yang hampir menangis berdiri didepan meja laci yang dia,
dianjurkan oleh Marcella, ditarik.
“Ada apa?”
Marcella dengan kacau melihat isi laci dengan Monika
dibelakangnya dengan sadar berdosa.
Semuanya melihat isi laci.
「「Ugh…」」
Marcella berhenti karna menggigil selagi mata air muncul
disudut mata Monika. Air mata telah mengalir dengan bebas dari mata Oriana.
Berisi disana adalah sebuah tulang.
Sebuah tulang, tanpa secuil daging menempel pada itu,
menghias dengan baik di atas piring.
Mereka tak tahu apakah Adele mendapatkannya dari dapur,
namun itu tertutupi dengan tanda gigitan di seluruh permukaanya, tulang ini.
“Apakah ini, kudapan gadis itu...?”
Kalimat tak terduga itu terucap dan menutup mulut
Marcella.
*******************************************
What happen next
yaa.....