Selasa, 08 Agustus 2017

8 - I Said Make MY Abilities AVERAGE

Terima Kasih sudah datang...


Tl : Zimsakuzai
Source : Raising The Dead

UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
<< | IndeX | >>
*******************************************



8 – Teman 1


“Yah, setidaknya gadis kurcaci itu imut-imut ..... “

Adele yang akhirnya kembali kekamarnya berbisik selagi terlungkup diatas kasurnya.

Pria dan wanita Elf memiliki bentuk tubuh yang cukup tinggi. Kontras dengan itu, wanita kurcaci lebih pendek dibandingkan wanita manusia dan terlihat agak bulat, namun seluruh ras mereka tak begitu berbeda. Mereka tak seperti kurcaci laki-laki yang besar dan tegar dan mereka tak memiliki kumis dan janggut. Dalam pandangan manusia mereka terlihat sebagai gadis sebelum puber dengan kelebihan daging di tulang-tulang mereka.

Berdasarkan pada perbedaan ini, fitur Elf dan kurcaci secara luas diseimbangkan, lalu disesuaikan menurun pada Adele dan meninggalkannya dengan tinggi tubuh yang berada pada sisi kecil.

Sedihnya, fitur tak manusia ini sampai dengan menjelaskan efek dalam kejadian pada dadanya....

Tidak, ini masih belum terbuktikan!

Semua ini hanya terjadi gara-gara ia berfikir berlebihan.

Dia hanya perlu mencari kebenaran dengan bertanya pada nanomanchine.
 “Kayak aku bisa bertanya begitu~~!!! Apa yang harus kulakukan jika menanyai mereka dan itu adalah kebenaran? Mengerikan!! Terlalu menakutkan!!!”

Kau memanggil?

No!」

Adele berteriak balik tanpa berfikir.

Zezezeze…

Ketika dia menyadari keluputannya, Adele melihat pada dinding di kamar asrama dalam panik. Namun sepertinya tak satupun tetangganya kembali ke ruangannya jadi dia tak perlu takut mereka akan jengkel karna kerusuhan yang ia buat.

Adele dalam mood yang bagus saat dia menuju kelasnya minggu depannya. Pekerjaan dihari liburnya telah digaji 2 koin perak dan dia diijinkan mengambil banyak roti tak terjual yang mana langsung disimpan di Item box yang mana takkan membusuk.

Namun ketika dia masuk ke kelasnya, Adele membeku.

 “Selamat pagi, Adele-chan!”

“Gimana kau habiskan harimu kemarin?”

“Ayo  makan siang bersama hari ini!”

Para cowok menyerang.
Jujur, Adele adalah bahan yang terbaik.

Otak yang bisa masuk ke dalam kelas A ditambah kemampuan atletik untuk menjadi kesatria dan bakat yang hebat dalam sihir. Diatas semua itu, dia memiliki kepribadian sederhana yang membuat dia ingin menyembunyikan kemampuannya.

Ditambah lagi, karena dia mengungumkan diri sebagai orang biasa, dikatakan bahwa masuknya membuktikan dia tak memperhatikan ujian dan bahwa dia menerima uang dari rumah dari pada dibuang....

Dalam tiga tahun, semuanya akan menjadi anggota, dan dewasa yang mampu hanya dua tahun kemudian. Jadi, walau mreka hanya berumur sepuluh tahun, ada banyak murid di kelas atas ini mencoba untuk membuat koneksi atau membuat kemungkinan partner hidup.

 “Kalian lagi! Bisakah kalian mengerti bahwa kalian mengganggu Adele-chan”

Gadis yang sama dengan rasa ketua kelas... yah ketua kelas saja sudah bagus, membantunya.

“Te-Terima kasih, aku tak sering berbicara dengan anak laki laki...”

Setelah berterima kasih pada ketua kelas dan berbicara padanya sejenak, Adele mulai mengamati.

(Ini, inilah yang akan dilakukan oleh seorang teman! TEMAN!!!)

Termasuk kehidupan lamanya, ini adalah teman pertama Adele.

Kebanyakan anak laki-laki yang mendengar perkataan Adele memutuskan bahwa terlalu maksa akan mengakibatkan efek berlawanan dan memutuskan untuk mundur, namun minoritas yang terbendung menjadi bisa menilai Adele, membuat mereka lebih memaksa karena sepertinya Adele tumbuh tanpa ketahanan akan laki-laki.

Lalu Adele dengan jelas manghindari cowok yang mencoba memaksa menghadang jalannya menuju sedikit ke masa depan.

Minggu pertama diisi dengan kelas teori.

Seperti yang diduga, mereka takkan langsung melemparkan mereka ke pertarungan praktik atau praktik sihir dari awal.

Tambahan pada pengajaran umum, teori dan aspek keselamatan dari seni bela diri dan sihir juga termasuk.

Untuk Adele kelas sangat mudah. Akan sangat memalukan baginya sebagai anak berumur 18 tahun dari masa ratusan tahun lebih maju, untuk mengalami masalah sampai poin ini.

Pikiran dan ingatan sama ketika dia maih menjadi Misato. Apakah Tuhan berfikir bahwa ini akan menjadi bermasalah untuk Adele jadi bodoh selagi menahan kesadaran Misato? Atau mungkin sihir telah melambatkan proses dunia ini dan orang-orang sesungguhnya cukup pintar? Adele menghabiskan waktunya di kelas dengan damai, tak mengganggu untuk membenarkan guru kelas sihirnya karena mengetahui yang diajarkan itu sebetulnya salah besar. Hari-hari terus seperti ini sampai hari sebelum libur.
 “Adele-san ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu.”

Mendengar kalimat ini dari Marcella, putri ketiga keluarga baron, yang bersama kedua temannya, menyebabkan hati Adele membumbung tinggi. Teman! Undangan seorang teman!

 “Te-Tentu saja! Dimana ya tempat yang bagus .... Ruanganku! Itu agak luas. Ndak apa-apa kan?”

“EH? Kenapa, ya, ndak masalah...”

Marella dengan ragu menjawab.

Untuk yang melihat mereka dari jauh, Marcella putri ketiga baron, Monika, putri pedagang kelas menengah, dan Oriana, seorang penduduk biasa yang masuk karena beasiswa, adalah gadis bangsawan dan Cs-nya.

Walau Marcella terlihat cocok dengan peran seorang putri arogan, dia sebetulnya cukup perhatian, membantu warga biasa Oriana yang kehilangan perlengkapannya dengan bantuan dari temannya Monika. Dia memandang bahwa merawat warga biasa sebagai tugas bangsawan.

Dan sekarang ketiganya tak pernah terpisah jauh dari yang lainnya.

 “Namun kenapa dia bisa mengatakan bahwa ruangannya luas? Setiap ruangan Asrama memiliki penampilan yang sama....”

“Siapa tahu? Yah, kita akan menyadarinya ketika kita sampai disana. Kita tunjukkan gadis lancang itu tempat yang benar!”

「「Baik!!」」

Marcella tak bisa membiarkan dia. Si Gadis Adele.

Dia tak melihatnya sendiri, namun sepertinya dia menunjukkan bakat ekstrim pada seluruh ujian....

Namun itu tak apa. Manusia memiliki hal baik dan hal buruk. Apa yang tak bisa dima’afkan itu dia menggaet seluruh cowok karena dia agak imut.

Untuk Marcella dua tahun berikutnya akan memutuskan masa depannya. Setelah periode itu dia akan kembali kerumah untuk mulai persiapan pernikahan. Jika dia beruntung, dia akan menjadi istri ke-lima dari bangsawan berumur empatpuluhan atau pria kaya yang ingin membeli kebangsawanan. Jika tidak, dia akan berakhir menjadi pecinta aristrokrat yang berpengaruh.

Di sekolah yang berisi dengan gadis yang bersama-sama mempertaruhkan takdir jelas iri pada gadis itu, dengan bakat untuk memilih jalan hidupnya sendiri, namun malah memonopoli anak laki-laki seperti itu tak bisa dima’afkan. Dia harus diberi peringatan.

Perasaan itu membelokkan Marcella, putri ketiga dari kediaman bangsawan miskin.

Monika dan Oriana, karna menjadi orang biasa, tidak terdorong menuju sudut, namun mereka ingin mendukung teman mereka yang membantu mereka dimasa lalu.

Kon Kon

Adele melompat untuk membuka pintu ketika dia mendengar ketukan.

“Se-Selamat datang keruanganku! Masuklah!”

Ini adalah pertama kali, termasuk kehidupan lamanya, bahwa teman sekelasnya masuk ke kamar Adele, membuatnya kaku.

Lalu dia mulai menyadari....

(Oh tidak!       Aku hanya punya satu kursi)

Dia telah ceroboh.

Dia tak bisa membiarkan tamu duduk di kasur tidak mengatakan bahwa ketiganya duduk di kasur sementara dia sendiri di kursi. Hanya akan menunjukkan bahwa dia berada pada tingkat lebih tinggi, membuat kesan dia merendahkan mereka. Dia juga tak ingin 3 vs 1 keretakan kedudukan ini akan menunjukkan itu.

Berfikir begitu Adele gugup meminta ma’af.
 “Ma’af, aku lupa ndak ada cukup kursi!     Tunggu sebentar akan kuambilkan dari ruang rekreasi di ruang bawah.”

Tanpa menunggu jawaban, Adele keluar ruangan.

 “Gadis ini tak punya sepotongpun kesabaran!”

“Aku tak bisa setuju lagi... Namun sekarang aku paham kenapa dia maksud kamarnya luas.”

Monika membalas kalimat Monika.

Ya, benar sekali ini luas.

Ini masih terbagi sama dengan penampilan dengann ruangan lain, namun tak ada peti atau koper yang dibawa dengannya. Tak ada efek pribadi, dekorasi, lentera atau binatang kesayangan. Tak berbeda jauh dengan kamar tak terpakai.

 “Benar-benar tak ada apapun disini....”

Oriana berucap dalam keterkejutan.

Sekalipun diruangannya, dia memiliki tas pengangkut untuk barang-barangnya, peti bekas yang ia beli di kota, dan banyak benda kecil yang penduduk desa hadiahkan padanya.

Marcella meletakkan tangannya di pegangan lemari.

“Nona!            Jangan bertindak terlalu jauh!?”

Marcella mengabaikan peringatan Monika pada aksinya yang merajalela dan membuka lemari.

 “Tak ada pakaian biasa...”

Disana hanya ada seragam dan pakaian olahraga yang diberikan oleh sekolah.

Lalu, Marcella membuka laci dibagian bawah.

“Kau tak boleh!          Ini tak benar!”

Monika mencoba menghentikan Marcella dengan memegang tangannya, namun laci malah terbuka.

Kosong…

Lacinya benar-benar kosong.

Ugh…

Suara seperti seseorang tercekik menuju kematian membuat Marcella dan Monika menoleh dan menemukan Oriana yang hampir menangis berdiri didepan meja laci yang dia, dianjurkan oleh Marcella, ditarik.

 “Ada apa?”

Marcella dengan kacau melihat isi laci dengan Monika dibelakangnya dengan sadar berdosa.

Semuanya melihat isi laci.
「「Ugh…」」

Marcella berhenti karna menggigil selagi mata air muncul disudut mata Monika. Air mata telah mengalir dengan bebas dari mata Oriana.

Berisi disana adalah sebuah tulang.

Sebuah tulang, tanpa secuil daging menempel pada itu, menghias dengan baik di atas piring.

Mereka tak tahu apakah Adele mendapatkannya dari dapur, namun itu tertutupi dengan tanda gigitan di seluruh permukaanya, tulang ini.

 “Apakah ini, kudapan gadis itu...?”

Kalimat tak terduga itu terucap dan menutup mulut Marcella.

 
 UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
<< | IndeX | >>
*******************************************
What happen next yaa.....