Rabu, 09 Agustus 2017

9 - I Said Make MY Abilities Average

Terima Kasih sudah datang...


Tl : Zimsakuzai
Source : Raising The Dead

UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
<< | IndeX | >>
*******************************************



9 – Teman 2

Ketika Adele kembali ke ruangannya dengan dua kursi dari ruangan rekreasi, seluruh laci telah tertutup dan bekas air mata telah hilang.

 “Ma’af lama menunggu...”

 “Sesuatu seperti ini tuh ndak apa... dibandingkan dengan sesuatu yang aku ingin tanyakan.”

Adele membariskan dua kursi baru jadi mereka, bersama dengan kursi asli, membentuk kurva. Dia sendiri duduk di kasur. Karena tak peduli betapa kosongnya ruangan, tak mungkin dengan nyaman pas untuk empat kursi.

 “Tentu saja, apa yang ingin ditanyakan?”

 “Sepertinya kau diterima tanpa perlu ujian, apakah mungkin kau bangsawan.”

Ahh, tentu saja mereka tahu. Fikir Adele, Karena dia tak ingin berbohong pada teman yang datang ke ruangannya, Adele menjawab dengan jujur.

 “Yah benar.... Namun bila aku menggunakan nama keluargaku aku mungkin akan dibungkam. Oleh Ayah dan ibu tiri yang membawa seorang putri bersamanya....”

Monika mengeluarkan suara aneh.

 “...Begitukah. Kau cukup bagus dalam seni bela diri dan sihir, aku benar’kan?”

Balasan yang biasanya terjadi dengan beberapa bangsawan, Marcella mati-matian mencoba mencurangi dirinya sendiri.

Oriana dia sisi lain sudah pucat dan tak bisa berkata-kata.

 “Eh? Tidak, aku sungguh normal, mengerti? Aku mencetak nilai hanya sekitar sama dengan orang sebelumku pada setiap ujian...”

Gadis ini Kepalane Kopong!

Marcella akhirnya bisa mengerti tentang rumor yang beredar.

Gadis ini tak menyadari bahwa orang sebelumnya adalah yang terbaik dalam bidang mereka. Tiadakah ia menyadari bahwa dia bermaksud membatasi kekuatannya sendiri telah mengolok-olok semua orang...

Apakah ia menyembunyika kemampuan aslinya jadi orang tuanya takkan membungkamnya karena dia mempunyai bakat yang mencolok yang akan memberikan ancaman pada saudari tirinya?

 “Te-Tentu saja, normal, benar-benar normal...”

 “Benar! Bukankah menjadi normal itu bagus!”

「「「……」」」

Lalu Marcelle akhirnya mengingat bahwa ada yang ingin mereka nyatakan.

 “Adele-san sepertinya kamu cukup dekat dengan cowok-cowok...”

Adele mengambil kail pengait Marcella, garis dan pengapungnya.

 “Benar! Namun aku penasaran jika ada sesuatu yang bisa kulakukan dengan itu...

Aku tidak begitu bagus dengan cowok dan hampir tidak berbicara dengan laki-laki manapun selain ayahku... dan sekarang, aku tak memiliki keinginan untuk mendapatkan pacar. Hal seperti itu bisa menunggu sampai aku dewasa dan bisa bertahan diri.

Aku penasaran apakah ada sesuatu yang bisa membuat mereka mundur...”

「「「Eh…」」」

Ketiga gadis menjadi bingung dengan deklarasi perasaan hati Adele tentang masalahnya.

Maksud awal mereka telah dihancurkan sampai menjadi kerikil.

Dan topik yang Marcella pilih agak alami mengubah arus percakapan menjadi...

 “Dan, apa yang kamu rencanakan pada harimu esok?”

 “Pada hari libur tanpa kelas aku menghabiskan waktu untuk bekerja. Karena aku tak punya uang dan tak diberi hadiah perpisahan... Namun dengan pendapatan besok aku akhirnya bisa membeli set kedua pakaian dalam.”

Ketiga gadis yang melihat betapa bahagianya Adele terlihat sudah mencapai batas.

Wajah Oriana menjadi biru dan dia bergetar di kursinya.

Kontras dengan itu, Wajah Monika menjadi merah kehitaman dan dia menggigit sudut bibirnya untuk menahannya.

Dan Marcella mencoba memalsukan ketenangannya seperti hidupnya bergantung dengan itu.

 “Karena tak sopan untuk menghabiskan banyak waktumu, akan bagus bila kami bisa mengundurkan diri...”

 “Eh, namun aku tak masalah bila kau tinggal sedikit lebih lama...”
TL : Bayangkan kucing kecil ditendang, berkali-kali sampai jutaan kali dan kau mendapatkan sedikit kilasan masalalu pada bagaimana Adele terlihat sekarang.

Berlawanan dengan niat Adele yang ingin mereka terus tinggal, Marcella berdiri dan membalas.

 “Nanti masih akan ada banyak waktu. Sekita tiga tahun juga.”

……,Yes!

Dikirim dengan Adele yang ceria, ketiga gadis kembali keruangan mereka.
---------------------------------------------------------------------------------------------- 
 “Aku berhasil! Aku menyeesaikan event “Kunjungan teman”! Aku membuat tiga teman!”

Adele berada pada langit kesembilan.

Dia tak mungkin mengetahui apa yang ketiganya habiskan pada perjalanan kembali didalam Keheningan.

Nyaa~

 “Ah, kau datang lagi...”

Melihat jendela yang ia tinggalkan terbuka, kucing hitam sendirian dengan biasa masuk ke ruangan Adele.

Segera Adele mengeluarkan piring dengan tulang keluar dari lacinya dan meletakkannya di atas meja, kucing langsung menjilatinya.

 “Kau benar-benar suka tulang itu, tidakkah kau.... Aku kan dapatkan yang lebih segar lagi nanti.”

Pada hari kedua minggu berikutnya, didalam ruang kelas A.

 “Adel-san, bisakah aku mengambil waktumu sebentar?”

 “Ah, Marcella-san”

Ketika dengan ceria Adele mendekati Marcella setelah di panggil, Mercella mendorong tas kertas padanya.

 “Aku membuat kesalahan membeli ukuran, namun kufikir ini akan pas pada tubuhmu, mungkin ini berguna untukmu.”

 “Eh, aku boleh punya ini?”

Tas yang ia terima cukup besar.

 “Terima kasih!          Bisakah kubuka sekarang?”

 “Ja-jangan, pokoknya jangan!        Bukalah hanya setelah kau kembali ke ruanganmu!”

Wajah Marcella yang memerah membuat Adele bisa memperkirakan isi tas secara kasar.

Dan itu sesuatu yang gadis tak bisa salah dengan ukurannya.

Marcella-san…

Adele, yang telah mendekat pada Marcella, dengan erat memeluknya.

 “Tolong hentikan. Adele-san, tolong lepaskan aku!!”

Sekalipun bila Marcella meronta-ronta selagi merah dalam rasa malu, dia tak bisa berkutik dengan pegangan sekuat besi Adele yang mengandung beberapa kekuatan aslinya yang tak sadar ia gunakan.

Pemandangan ini disaksikan oleh teman sekelas disekitar mereka.

Untuk suatu alasan, dari hari berikutnya, tak memandang kelamin, Teman sekelas Adele mulai memberikannya sesuatu seperti manisan atau daging kering.

Sekalipun Adele fikir ini aneh, dia dengan bahagia menerima hadiah, namun pemandangan dia memeluk seseorang untuk berterima kasih tidak terjadi lagi.
---------------------------------------------------------------------------------------------- 
Pada hari berikutnya, mereka melakukan kelas praktik bela diri untuk pertama kali.

 “Perhatian semuanya! Kita akan memulai pelatihan bela diri sekarang!”

Rupanya, guru pengajar mereka Burgess juga merupakan instruktor mereka dalam bela diri.

Setiap murid memakai armor kulit diatas pakaian olahraga mereka. Armor tersebut bukan sesuatu yang semua orang dapatkan seperti sudah disediakan oleh sekolah untuk kelas seni bela diri. Walau sepertinya di Adorei armor adalah sesuatu yang orang yang dimaksud harus merawatnya sendiri.

Walaupun bau dari kulit dan aroma dari orang lain sulit untuk ditahan, mereka tak bisa dengan mewah komplain tentang itu.

 “Normalnya, kita akan memulai dengan dasar ketahanan fisik seperti berlatih atau belajar membetulkan cara mengayunkan pedang, namun kita semua tahu bahwa kamu membenci hal seperti itu. Itulah mengapa aku ingin kau latih tanding sekali jadi kamu bisa mengalami yang sebenarnya mengapa dasar sangat penting.

Kita akan mulai dengan contoh.... Yan berpengalaman, maju!”

Mengikuti perintah Burgess, beberapa anak laki-laki maju.

 “Satu dari kalian, tunjukkan kepada mereka kebenarannya!!”

Sekalipun dia berkata begitu, tak seorangpun sukarela menjadi yang pertama.

Ketika burgess mengira bahwa tak ada pilihan selain memilihnya sendiri, sebuah suara muncul.

 “Aku kan lakukan!”

Kelvin, putra kelima Baron, mengambil satu langkah maju.

 “Ahh, Kelvin! Bagus, ayo! Kau bebas memilih lawanmu.”

Dalam praktik bahwa tidak dibagi berdasarkan status dalam sekolah, guru dan murid memanggil satu sama lain dengan nama pertama mereka.

Ketika Kelvin mengembarakan matanya pada murid berpengalaman, mereka mengalihkan matanya.

Kebanyakan murid dengan sedikit pengalaman adalah bangsawan dan telah melihat kemampuan Kelvin dalam ujian.

Setelah dengan cermat melihat sekitar, kelvin menunjuk lawan dengan menunjuk dengan jarinya.

 “Kau! Aku akan melawanmu!”

 “Eh! Kenapa aku?”

Jadi tiba-tiba dan tak dikira dipilih mengguncang Adele.

 “Um, aku tak pernah melakukan hal seperti ini....”

Mencoba untuk merayu Burgess dengan itu, dia menatap padanya dengan berharap dia menyelamatkannya.

Namun...

 “Oh, melawan Adele! Sepertinya menarik jadi ayo lakukan!”

Karena rumor mengenai Adele telah masuk ke telinga para guru pula. Burgess ingin menggunakan kesempatan tak terduga ini untuk menetes kekuatan asli Adele dan mengijinkan itu dengan senyum diwajahnya.

Eeh~….


UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
<< | IndeX | >>
*******************************************
Tak ada yang mau jadi sekutumu yaaa.... kaihan oh Adele... kau sungguh naif..