Tl : Zimsakuzai
Source : Raising The Dead
*******************************************
16
Kabur
Di malam hari pada hari insiden.
Di kantor raja yang dikosongkan di dalam istana terlihat
tiga orang :
Sang Raja, Kapten penjaga Burgle, dan putri ketiga
Morena. (TN : Perasaan gue atau banyak karakter awalnya dari M)
“...apa itu adalah kebenaran?”
“Apa yang akan kami dapat dengan menyatakan
kebohongan ini?”
“Ayahanda, tolong percayai kata-kata kami!”
Setelah mempertimbangkan masalahnya sejenak, Raja
memutuskan beberapa tindakan.
“Undang gadis itu ke istana.”
「Ayahanda!」
「Tetapi!」
Tak seperti putri ketiga yang panik dan Burlge, Raja
menjawab tanpa kehilangan sedikitpun ketenangannya.
“Dengan banyak
saksi mata tak mungkin informasi tak terkuak. Dan kita tak bisa meninggalkan
individu sepenting itu, dan jika nanti ada beberapa bangsawan atau mata-mata
dari negeri lain menyadarinya...
Harusnya tak ada
masalah selama kita tak menyentuh perkara tentang Dewi bukan? Lalu undang saja
sebagai penghargaan atas keegoisannya menghadang anak dengan tubuhnya sendiri
untuk melindungi kehormatan putri. Atau apa ada masalah? Bukankah ini jenis
hadiah yang wajar dilakukan olehku sebagai seorang raja dan ayah?”
「「Ah…」」
“Morena, sebagai orang yang menjaga kehormatanmu
dari menjadi hina, mintalah gadis itu menjadi temanmu.”
“Ba-baiklah, aku
takkan kurang ajar untuk berharap lebih banyak, jadi aku akan dengan senang
hati membantu...”
“Bagus sekali, Burgle, sebagai orang yang tahu
wajahnya, Kuperintahkan kau mencari gadis itu. Mulailah pencarianmu segera.”
“Dimengerti!”
Pencarian berakhir terlalu cepat untuk disebut pencarian.
Pada akhirnya, Adele menggunakan seragamnya dan penjaga
istana tak menyadari dari seragam Adorei atau Ekland tak terfikirkan. Ditambah
lagi, rambut perak mengkilapnya mencolok seperti matahari di kerumunan. Ini
sangat mudah.
Kapten penjaga Burgle langsung mengurus janji dengan
kepala sekolah dan mengkonfirmasi latar belakang Adele.
Menghadap perintah langsung raja, kepala sekolah takkan
berbohong ke kapten dari penjaga kerajaan untuk sesuatu yang tak berharga
seperti uang sogokan dari viscount, dan dengan mudahnya dia mengungkapkan nama
lengkap Adele juga keturunannya.
Kepala sekolah tak memiliki keinginan jahat, berfikir
bahwa ini akan membuat situasi Adele menjadi lebih baik. Dia percaya bahwa dia
akan maju menjadi penyokong orang besar dari sini.
Ketika Burgle melaorkan temuannya pada raja, dia langsung
mengirimkan pemberi pesan pada Putri Viscount Ascham untuk mengundangnya ke
istana.
------------------------------------------------------------------------------------------------
“... dan karena
permintaan raja, beliau meminta
kehadiran putri viscount Ascham. Inilah undangannya.”
Adele merasa susah dengan surat untuk Viscount yang namanya
saja tak bisa ia ingat mencoba diberikan padanya.
(Mengapa jadi
seperti ini...)
Walau ini adalah perintah langsung dari dewi(?), dengan
begitu banyak saksi mata tak mungkin rahasia tetap terkubur, dan dia terpaku
agar menjaga kesalamatannya dari kebangsawanan dengan menjadi “Bejana Dewi”.
Lalai dalam kemungkinan ini, Adele melanjutkan kehidupan sekolahnya seperti
biasa sampai ketika dipanggil guru pada kelas sore. Sekarang dia disini bersama
pembawa pesan di dalam ruang tamu sekolah.
(Jika aku tak melakukan sesuatu aku bakal diciduk dan
ditahan. Paling buruk aku kan dipenjara seumur hidup atau dibedah? Bahkah jika
kau membedahku, kau takkan akan menemukan Dewi disana!
Apa yang harus kulakukan, Apa yang harus kulakukan,....
Aku perlu berfikir, berfikir...
.
.
Meraunglah, pikiran abu-abuku!)
Pikiran mati-matian Adele menyadari sesuatu.
Pembawa pesan ini tak ada di tempat kejadian.
Dia yakin bahwa disana tak ada kesatria dengan perut
begitu bundar.
Dan seluruh urusan yang dia berikan sampai sekarang tak
ada halnya dengan Dewi atau kejadian kemarin, segalanya hanya disebut “Dermawan
dari putri ketiga.”
Dan mungkin dia tak tahu tentang Adele dan Dewi karna,
sekalipun dia tak mengatakannya, kelakuannya terlalu normal.
(Dia tak memberi
tahu apapun tentang dewi atau insiden hari kemarin?
Lalu orang ini hanyalah tikus yang tak paham apapun pada situasinya!)
Jika begitu, masih ada jalan untuknya. Tentu saja menggunakan
kemampuan akting yang ia latih!
“Eh? Dan anda ingin saya mengantarkan ini pada
putri viscount?”
「Eh?」
Pemberi pesan tercengang karena (serangan) balasan Adele
yang tak terduga.
“Maksudku, bukankah
kamu baru saja berkata undangan ini ditujukan pada putri Viscount Ascham yang
hadir di Sekolah tinggi Adorei?”
「Eh? Apa?」(hit)
Adele melanjutkan serangannya melawan pembawa pesan yang
kebingungan.
“Putri Viscount menghadiri Sekolah Tinggi
Adorei, bukan Akademi Ekland. Aku memang menerima biaya dari Keluarga Ascham
untuk hadir disini, namun aku takkan kurang ajar menggunakan nama mereka. Aku
akan dibunuh bila melakukan itu. Seseorang mungkin melakukan sedikit
kesalahan.”
「Ap-Apa!」(hit!!)
“Tolong jaga ini sebagai rahasia bahwa kau
salah mengirimkannya padaku. Akan buruk bila membuat marah viscount dan dia
memotong uang saku-ku.”
“Ba-baiklah! Jangan kuatir, aku takkan memberitahu akan
ini...” (Critical hit!!!! => Mental sang kesatria hancur)
Dengan kalimat perpisahan pemberi pesan dengan segera
pergi. Mungkin menuju ke Adorei.
(Undangannya untuk
besok siang...Kelihatannya seperti itu)
Adele memutuskan dirinya untuk kabur.
Teman sekelasnya langsung mengerubungi Adele dengan
pertanyaan tentang apa yang terjadi ketika dia kembali setelah sebelumnya
dipanggil guru. Namun dia langsung membalasnya dengan jawaban sederhana “Mereka
salah mengiraku dengan orang lain.”.”
Marcella dan temannya hanya bisa tenang setelah membalas
kekuatiran mereka dengan kata “saudari tiri”
Setelah kelas berakhir, Adele mulai persiapannya segera
setelah dia sampai di ruang Asrama.
Pertama ia menulis Surat.
Satu untuk temannya, teman sekelasnya, ibu asrama. Sebuah
surat berterima kasih pada Pemilik toko roti Aron dan ma’af atas keluarnya
dengan tiba-tiba. Dan terakhir, pemberitahuan pada sekolah.
Dia menghabiskan banyak waktu dengan surat itu, memakan
makan malam disisinya, selagi menulis sampai tengah malam.
(Selanjutnya yang
perlu disiapkan.... Tak ada kurasa)
Bahkan setelah periode satu tahun, Tempat penyimpanan
Adele tidak benar-benar bertambah selain semua cadangan celana dalam dan
makanan sisa telah disimpan di item boxnya. Ruangannya, seperti biasa, hampir
saja kosong.
Setelah berunding sebentar, Adele memutuskan menyimpan
seragam dan pakaian olahraga. Semuanya sudah usang jadi mereka takkan di
pinjamkan lagi, menghadapi pembuangan bila ia meninggalkannya disini.
Sebelum itu, jika dia tak membawanya dengannya, dia
takkan punya apapun untuk dipakai.
Pakaian yang dia pakai setahun yang lalu tak terduga
terlalu kecil untuknya.
Setelah dengan baik menyusun surat di mejanya, Adele
mengambil satu selimut dari kasurnya ke item box sebelum melihat kembali ke
ruangan.
... Tak terduga itu benar-benar kosong.
“Sayonara!”
Setelah dengan pelan berbisik, Adele mengeluarkan piring
dengan tulang keluar dari lacinya dan meletakkan surat di kasurnya.
(Akan baik-baik
saja karna hewan yang tersesat. Dan kau mungkin kucing yang gadis lain beri
makan dan memanggilmu dengan nama seperti Kuro, Mata-Emas, Ekor Kunci atau
Penangkap Serangga.)
Karena kucing membenci orang yang menguasai mereka dengan
kasih sayang, Tempat Adele dimana bisa digaruk dimanapun sesukanya dan tidur di
kasur setelahnya mungkin sangat nyaman, yang mana menyebabkannya sering tinggal
disini.
Hal yang mengecewakan untuk Adele mungkin bahwa dia hanya
memberikan tulang sebagai kudapan, jadi ia mengunjungi gadis lain untuk mencari
kudapan. Fakta yang tak lolos dari pengamatan
Adele.
Untuk suatu alasan itu hanya mengunjungi gadis-gadis
saja, menghindari asrama laki-laki....
“Semuanya pada tempatnya, Kabur!”
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Pagi berikutnya, guru khawatir karna dia tak muncul di
kelas dan meminta guru yang bebas untuk melihatnya. Ketika guru menuju asrama
gadis untuk menemukan bahwa Ruangan Adele kosong hanya ada empat surat, itu
menjadi keributan besar.
Dalam beberapa hal, Adele telah menjadi maskot dan dipuja
diantara murid-murid dan juga guru. Sekalipun orangnya sendiri hanya mengincar
menjadi siswa normal.
Dengan membuka surat semuanya mengerti bahwa dia pergi
dengan keinginannya sendiri dan karena dia menulis pemberitahuan formal tentang
meninggalkan sekolah, tak ada yang bisa dilakukan Akademi Ekland. Paling banyak
hanya bisa memberitahukan penjaganya tentang ini.
‘Apa artinya ini!”
“Apa ada masalah?”
Marcella membalas dengan tatapan menyusahkan pada Kelvin
yang urat darahnya hampir meledak.
“Adele, tentu saja! Dimana dia pergi! Dan mengapa!”
Walaupun dia pria berdarah panas yang tak tertolong,
kalimatnya tidak tak berarti seperti sebelumnya, namun karena khawatir akan
Adele yang pergi dikepalanya. Marcella mengerti ini jadi dia dengan rasa malas
dan terganggu menjawab.
Karna surat yang ditujukan kepada teman sekelasnya
berisikan hanya permintaan ma’af pada kepergian tiba-tibanya dan berterimakasih
akan segalanya sampai poin ini, namun tak ada tentang sebab dari kejadian
tiba-tiba ini, jadi ini jelas bahwa mereka akan mencoba mendapatkan detail dari
Marcella yang menerima surat yang terpisah.
“Masalah keluarga. Masalah penggantian kepala.
Hal biasa antara bangsawan, bukan?”
“,... dan dia adalah
kepala?”
“bukan, dia memiliki kesempatan itu.
Situasinya mungkin jadi buruk, jadi dia harus tetap tunduk.”
「Itu….」
Kelvin tak berkata-kata, namun Marcella hanya mendengus.
“Apa yang kau
khawatirkan hah. Apa kau fikir gadis itu akan selesai hanya dengan hal kecil
seperti ini?
Aku yakin dia bahagia
dia bisa melemparkan nama keluarga menyusahkan dan hidup sesuka hatinya.
Bukankah itu gadis yang kau perhatikan selama setahun terakhir?”
「…..Namun aku masih belum meminta ma’af
atau berterima kasih padanya.」
“Gadis itu selalu
berkata ingin hidup “dikehidupan normal”, namun apakah kau fikir dia bisa
melakukannya? Dia pasti akan jatuh entah dimana dan berakhir di puncak
pertunjukan besar.
Bukankah sudah cukup
baik untuk menjadi pria bijak yang bisa menunjukkan wajah dihadapannya pada
waktu tersebut?”
「…….」
Marcella memperhatikan Kelvin dengan kebaikan dimatanya selagi
dia tanpa kata pergi.
Anak laki-laki menyaksikan pemandangan ini tanpa sadar
mengeluarkan omelan.
“Marcella... Adalah wanita yang baik...”
Anak laki-laki disekitar hanya bisa mengangguk.
*******************************************