Senin, 21 Agustus 2017

16 - I Said Make MY Abilities AVERAGE

Terima Kasih sudah datang...


Tl : Zimsakuzai
Source : Raising The Dead

UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
<< | IndeX | >>
*******************************************



16 Kabur

Di malam hari pada hari insiden.

Di kantor raja yang dikosongkan di dalam istana terlihat tiga orang :

Sang Raja, Kapten penjaga Burgle, dan putri ketiga Morena. (TN : Perasaan gue atau banyak karakter awalnya dari M)

 “...apa itu adalah kebenaran?”

 “Apa yang akan kami dapat dengan menyatakan kebohongan ini?”

 “Ayahanda, tolong percayai kata-kata kami!”

Setelah mempertimbangkan masalahnya sejenak, Raja memutuskan beberapa tindakan.

 “Undang gadis itu ke istana.”

Ayahanda!

Tetapi!

Tak seperti putri ketiga yang panik dan Burlge, Raja menjawab tanpa kehilangan sedikitpun ketenangannya.

 “Dengan banyak saksi mata tak mungkin informasi tak terkuak. Dan kita tak bisa meninggalkan individu sepenting itu, dan jika nanti ada beberapa bangsawan atau mata-mata dari negeri lain menyadarinya...

Harusnya tak ada masalah selama kita tak menyentuh perkara tentang Dewi bukan? Lalu undang saja sebagai penghargaan atas keegoisannya menghadang anak dengan tubuhnya sendiri untuk melindungi kehormatan putri. Atau apa ada masalah? Bukankah ini jenis hadiah yang wajar dilakukan olehku sebagai seorang raja dan ayah?”

「「Ah…」」

 “Morena, sebagai orang yang menjaga kehormatanmu dari menjadi hina, mintalah gadis itu menjadi temanmu.”

 “Ba-baiklah, aku takkan kurang ajar untuk berharap lebih banyak, jadi aku akan dengan senang hati membantu...”

 “Bagus sekali, Burgle, sebagai orang yang tahu wajahnya, Kuperintahkan kau mencari gadis itu. Mulailah pencarianmu segera.”

 “Dimengerti!”

Pencarian berakhir terlalu cepat untuk disebut pencarian.

Pada akhirnya, Adele menggunakan seragamnya dan penjaga istana tak menyadari dari seragam Adorei atau Ekland tak terfikirkan. Ditambah lagi, rambut perak mengkilapnya mencolok seperti matahari di kerumunan. Ini sangat mudah.

Kapten penjaga Burgle langsung mengurus janji dengan kepala sekolah dan mengkonfirmasi latar belakang Adele.

Menghadap perintah langsung raja, kepala sekolah takkan berbohong ke kapten dari penjaga kerajaan untuk sesuatu yang tak berharga seperti uang sogokan dari viscount, dan dengan mudahnya dia mengungkapkan nama lengkap Adele juga keturunannya.

Kepala sekolah tak memiliki keinginan jahat, berfikir bahwa ini akan membuat situasi Adele menjadi lebih baik. Dia percaya bahwa dia akan maju menjadi penyokong orang besar dari sini.

Ketika Burgle melaorkan temuannya pada raja, dia langsung mengirimkan pemberi pesan pada Putri Viscount Ascham untuk mengundangnya ke istana.
------------------------------------------------------------------------------------------------

 “... dan karena permintaan raja, beliau  meminta kehadiran putri viscount Ascham. Inilah undangannya.”

Adele merasa susah dengan surat untuk Viscount yang namanya saja tak bisa ia ingat mencoba diberikan padanya.

 (Mengapa jadi seperti ini...)

Walau ini adalah perintah langsung dari dewi(?), dengan begitu banyak saksi mata tak mungkin rahasia tetap terkubur, dan dia terpaku agar menjaga kesalamatannya dari kebangsawanan dengan menjadi “Bejana Dewi”. Lalai dalam kemungkinan ini, Adele melanjutkan kehidupan sekolahnya seperti biasa sampai ketika dipanggil guru pada kelas sore. Sekarang dia disini bersama pembawa pesan di dalam ruang tamu sekolah.

(Jika aku tak melakukan sesuatu aku bakal diciduk dan ditahan. Paling buruk aku kan dipenjara seumur hidup atau dibedah? Bahkah jika kau membedahku, kau takkan akan menemukan Dewi disana!

Apa yang harus kulakukan, Apa yang harus kulakukan,....

Aku perlu berfikir, berfikir...
.
.
Meraunglah, pikiran abu-abuku!)

Pikiran mati-matian Adele menyadari sesuatu.

Pembawa pesan ini tak ada di tempat kejadian.

Dia yakin bahwa disana tak ada kesatria dengan perut begitu bundar.

Dan seluruh urusan yang dia berikan sampai sekarang tak ada halnya dengan Dewi atau kejadian kemarin, segalanya hanya disebut “Dermawan dari putri ketiga.”

Dan mungkin dia tak tahu tentang Adele dan Dewi karna, sekalipun dia tak mengatakannya, kelakuannya terlalu normal.

 (Dia tak memberi tahu apapun tentang dewi atau insiden hari kemarin?
Lalu orang ini hanyalah tikus yang tak paham apapun pada situasinya!)

Jika begitu, masih ada jalan untuknya. Tentu saja menggunakan kemampuan akting yang ia latih!

 “Eh? Dan anda ingin saya mengantarkan ini pada putri viscount?”

Eh?

Pemberi pesan tercengang karena (serangan) balasan Adele yang tak terduga.

“Maksudku, bukankah kamu baru saja berkata undangan ini ditujukan pada putri Viscount Ascham yang hadir di Sekolah tinggi Adorei?”

Eh? Apa?(hit)

Adele melanjutkan serangannya melawan pembawa pesan yang kebingungan.

 “Putri Viscount menghadiri Sekolah Tinggi Adorei, bukan Akademi Ekland. Aku memang menerima biaya dari Keluarga Ascham untuk hadir disini, namun aku takkan kurang ajar menggunakan nama mereka. Aku akan dibunuh bila melakukan itu. Seseorang mungkin melakukan sedikit kesalahan.”

Ap-Apa!(hit!!)

 “Tolong jaga ini sebagai rahasia bahwa kau salah mengirimkannya padaku. Akan buruk bila membuat marah viscount dan dia memotong uang saku-ku.”

“Ba-baiklah! Jangan kuatir, aku takkan memberitahu akan ini...” (Critical hit!!!! => Mental sang kesatria hancur)

Dengan kalimat perpisahan pemberi pesan dengan segera pergi. Mungkin menuju ke Adorei.

 (Undangannya untuk besok siang...Kelihatannya seperti itu)

Adele memutuskan dirinya untuk kabur.

Teman sekelasnya langsung mengerubungi Adele dengan pertanyaan tentang apa yang terjadi ketika dia kembali setelah sebelumnya dipanggil guru. Namun dia langsung membalasnya dengan jawaban sederhana “Mereka salah mengiraku dengan orang lain.”.”

Marcella dan temannya hanya bisa tenang setelah membalas kekuatiran mereka dengan kata “saudari tiri”

Setelah kelas berakhir, Adele mulai persiapannya segera setelah dia sampai di ruang Asrama.

Pertama ia menulis Surat.

Satu untuk temannya, teman sekelasnya, ibu asrama. Sebuah surat berterima kasih pada Pemilik toko roti Aron dan ma’af atas keluarnya dengan tiba-tiba. Dan terakhir, pemberitahuan pada sekolah.

Dia menghabiskan banyak waktu dengan surat itu, memakan makan malam disisinya, selagi menulis sampai tengah malam.

 (Selanjutnya yang perlu disiapkan.... Tak ada kurasa)

Bahkan setelah periode satu tahun, Tempat penyimpanan Adele tidak benar-benar bertambah selain semua cadangan celana dalam dan makanan sisa telah disimpan di item boxnya. Ruangannya, seperti biasa, hampir saja kosong.

Setelah berunding sebentar, Adele memutuskan menyimpan seragam dan pakaian olahraga. Semuanya sudah usang jadi mereka takkan di pinjamkan lagi, menghadapi pembuangan bila ia meninggalkannya disini.

Sebelum itu, jika dia tak membawanya dengannya, dia takkan punya apapun untuk dipakai.

Pakaian yang dia pakai setahun yang lalu tak terduga terlalu kecil untuknya.

Setelah dengan baik menyusun surat di mejanya, Adele mengambil satu selimut dari kasurnya ke item box sebelum melihat kembali ke ruangan.

... Tak terduga itu benar-benar kosong.

 “Sayonara!”

Setelah dengan pelan berbisik, Adele mengeluarkan piring dengan tulang keluar dari lacinya dan meletakkan surat di kasurnya.

 (Akan baik-baik saja karna hewan yang tersesat. Dan kau mungkin kucing yang gadis lain beri makan dan memanggilmu dengan nama seperti Kuro, Mata-Emas, Ekor Kunci atau Penangkap Serangga.)

Karena kucing membenci orang yang menguasai mereka dengan kasih sayang, Tempat Adele dimana bisa digaruk dimanapun sesukanya dan tidur di kasur setelahnya mungkin sangat nyaman, yang mana menyebabkannya sering tinggal disini.

Hal yang mengecewakan untuk Adele mungkin bahwa dia hanya memberikan tulang sebagai kudapan, jadi ia mengunjungi gadis lain untuk mencari kudapan.  Fakta yang tak lolos dari pengamatan Adele.

Untuk suatu alasan itu hanya mengunjungi gadis-gadis saja, menghindari asrama laki-laki....

 “Semuanya pada tempatnya, Kabur!”

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Pagi berikutnya, guru khawatir karna dia tak muncul di kelas dan meminta guru yang bebas untuk melihatnya. Ketika guru menuju asrama gadis untuk menemukan bahwa Ruangan Adele kosong hanya ada empat surat, itu menjadi keributan besar.

Dalam beberapa hal, Adele telah menjadi maskot dan dipuja diantara murid-murid dan juga guru. Sekalipun orangnya sendiri hanya mengincar menjadi siswa normal.

Dengan membuka surat semuanya mengerti bahwa dia pergi dengan keinginannya sendiri dan karena dia menulis pemberitahuan formal tentang meninggalkan sekolah, tak ada yang bisa dilakukan Akademi Ekland. Paling banyak hanya bisa memberitahukan penjaganya tentang ini. 

 ‘Apa artinya ini!”

 “Apa ada masalah?”

Marcella membalas dengan tatapan menyusahkan pada Kelvin yang urat darahnya hampir meledak.

 “Adele, tentu saja! Dimana dia pergi! Dan mengapa!”

Walaupun dia pria berdarah panas yang tak tertolong, kalimatnya tidak tak berarti seperti sebelumnya, namun karena khawatir akan Adele yang pergi dikepalanya. Marcella mengerti ini jadi dia dengan rasa malas dan terganggu menjawab.

Karna surat yang ditujukan kepada teman sekelasnya berisikan hanya permintaan ma’af pada kepergian tiba-tibanya dan berterimakasih akan segalanya sampai poin ini, namun tak ada tentang sebab dari kejadian tiba-tiba ini, jadi ini jelas bahwa mereka akan mencoba mendapatkan detail dari Marcella yang menerima surat yang terpisah.

 “Masalah keluarga. Masalah penggantian kepala. Hal biasa antara bangsawan, bukan?”

“,... dan dia adalah kepala?”

 “bukan, dia memiliki kesempatan itu. Situasinya mungkin jadi buruk, jadi dia harus tetap tunduk.”

Itu….

Kelvin tak berkata-kata, namun Marcella hanya mendengus.

 “Apa yang kau khawatirkan hah. Apa kau fikir gadis itu akan selesai hanya dengan hal kecil seperti ini?

Aku yakin dia bahagia dia bisa melemparkan nama keluarga menyusahkan dan hidup sesuka hatinya. Bukankah itu gadis yang kau perhatikan selama setahun terakhir?”

…..Namun aku masih belum meminta ma’af atau berterima kasih padanya.

 “Gadis itu selalu berkata ingin hidup “dikehidupan normal”, namun apakah kau fikir dia bisa melakukannya? Dia pasti akan jatuh entah dimana dan berakhir di puncak pertunjukan besar.

Bukankah sudah cukup baik untuk menjadi pria bijak yang bisa menunjukkan wajah dihadapannya pada waktu tersebut?”

…….

Marcella memperhatikan Kelvin dengan kebaikan dimatanya selagi dia tanpa kata pergi.

Anak laki-laki menyaksikan pemandangan ini tanpa sadar mengeluarkan omelan.

 “Marcella... Adalah wanita yang baik...”

Anak laki-laki disekitar hanya bisa mengangguk.


UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
<< | IndeX | >>
*******************************************