Tl : Zimsakuzai
Source : Estelion Secret Imouto / Imouto Site
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
31
- Melewati Hutan
“Arge nee-san, apakah kamu benar-benar harus pergi?”
“Ya, karena aku tak bisa tinggal lama-lama.”
Sebetulnya aku mencari tempat untuk secara tinggal
permanen, bukan hanya jangka panjang, dan hutan ini agak tidak cocok.
Disini masih di wilayah Kerajaan, dan Oswald-kun bukan
target yang cocok untuk diparasiti.
Jadi hari setelah aku mengusir Chrome-san, kuputuskan
untuk pergi, Dalam rangka untuk mencari seseorang yang akan merawatku seumur
hidupku.
Aku memukul perut Neguseo-san yang memakai pelana dan
tali kekang, dan memanggilnya.
“Kau kelihatan tampan, Neguseo-san” (Arge)
“Yah Mungkin, namun Arge lebih cantik.” (Oswald)
“…” (Arge)
“Ada apa?” (Oswald)
“Tidak, terima kasih.” (Arge)
Sekalipun aku memanggil Neguseo-san, dia tak membalas. Ini
buruk.
Pelana dan tali kekang adalah hadiah dari Oswald-kun.
Sepertinya itu milik pemburu yang pernah datang sebelumnya.
Barang lain seperti tungku, lentera, petasan, peta dan
selimut disimpan di Blood Bag.
Semua yang aku dapatkan adalah milik pemburu gelap ...
Walaupun mereka barang yang bisa dibeli, namun sekarang aku memerlukan itu
untuk perjalanan, jadi aku dengan senang hati menerimanya. Karena memburu itu
pada dasarnya adlah kejahatan, walau kau sampai terbunuh, kau dilarang
komplain. Implikasi ini bukan hal yang buruk.
“Tidak, semua itu
hanya barang second-hand, Ma’af Arge nee-san!”
“Tidak, berkatmu aku terselamatkan.”
“Trims!!”
Hewan hutan dan iblis dibelakang Oswald-kun juga
menundukkan kepala mereka.
Mereka merasa berterima kasih dan datang kemari untuk
melihatku pergi.
Kini terasa alami karna dari sudut pandang mereka, aku
telah menyelamatkan hutan. Namun kukira mereka sedikit terlalu berlebihan.
Kemarin, hewan dan Monster datang dari hutan, menyembahku
dan memberikan barang seperti hadiah sebagai upeti.
Mungkin Oswald-kun memberitahu mereka. Barang seperti
buah, kacang pohon yang bisa dimakan, tanaman obat, dll. Diberikan padaku.
Semuanya aku simpan di Blood Bag.
Dari sudut pandang orang lain, aku terlihat bertangan
kosong. Namun sekarang aku telah dengan benar mempersiapkan diri untuk
perjalanan panjang.
Air minum juga diambil dalam jumlah yang banyak dari mata
air yang digunakan untuk minum. Setidaknya cukup sampai aku meninggalkan
negeri, berkat mereka semua, sepertinya tak perlu lagi untuk mengunjungi
beberapa kota atau desa.
“Jika aku menuju kesana, Aku akan mencapai perbatasan,
benar?”
“Ya! Tepat sekali! Jika kamu menuju arah tersebut,
mengikuti jalan raya, kamu bisa keluar dari negara ... Ada prosedur keluar
masuk, Arge nee-san kamu pergi diam-diam?”
“Ya, Aku tak ingin jadi mencolok.”
“Kalau begitu, baik-baik saja bila kamu menggunakan jalur
gunung, lalu kamu bisa mencapai republik bernama Yotsuba! Hati-hati dengan
penjaga perbatasan!”
Tempat yang ditunjuk Oswald-kun, disana ada sebuah
gunung. Bukan gunung batu, itu gunung dimana banyak pohon tumbuh. Masih jauh,
seperti bukit kecil, namun dari sini bisa terlihat warnanya hijau kegelapan.
Berdasarkan perkataannya, Aku bisa keluar dari negara ini
dan memasuki negeri lain. Ayo anggap enteng karena tujuannya cukup jauh.
“Lalu, terimalah ini!”
“… Katana?”
“Ya! Arge nee-san Kufikir akan lebih baik bila engkau
punya senjata, Kupilih yang terbaik dari rampasan pemburu.”
“hmm…”
Aku menerima dan mencoba mengayunkannya.
Katana memantulkan sinar matahari dan bersinar
menyilaukan, senjata yang pasti dikhususkan untuk membelah.
Pisaunya tajam sekali. Kucoba mengayunkannya dengan
ringan pada daun yang jatuh dan membuat sebuah potongan bersih.
“Wow”
“Ada yang salah?”
“Tidak, Ku tak melihat lintasannya.... menakjubkan.”
Aku bermaksud mengayunkannya sekali, namun sepertinya
sangat tajam. Kukira itu tidak begitu buruk.
.... Bahkan dunia lain memiliki pedang unik, sebuah
katana.
Ini gambaran senjata khas jepang, namun sepertinya ada di
dunia lain. Tidak, ada kemungkinan seseorang yang lahir kembali selain aku
membawanya dengan cara membuatnya?
Sementara aku melihatnya dan mengeceknya, Aku mendapat
katana.
“Apakah kau tahu
apa itu Sihir Kontrak (Artifak)!?”
“Sihir Kontrak (Artifak), ya...?”
Itu nama yang muncul kemarin, ketika menganalisa status
Chrome dengan Blood Reading
Oswald-kun sepertinya paham, dari kepribadiannya. Dia
menjelaskan.
“Itu alat dengan Kekuatan Khusus, kau bisa mengontraknya
dengan memberikan kekuatan sihirmu. Sekali kau telah dikontrak, hanya
kontraktor yang bisa memakainya sampai kontraktor mati.
“Hmm ... Begitu .... Apa kemampuan khusus katana ini?”
“Aku tak tahu ... Kelihatannya biasa saja, itu hanyalah
katana jika kau tak punya kontrak dengannya, jadi percayalah kau bisa
memakainya dengan normal.”
Tidak Khusus, ini? Apakah tak lebih baik tidak merawatnya
dengan normal? Akan bermasalah bila kemampuannya aneh.
Aku tak tahu tentang Kemampuan Sihir Kontrak (Arifak)
Katana, Jadi kuletakkan katana di Blood Bag
Untuk sekarang jaga-jaga apakah untuk menggunakan katana
ini. Sekalipun bila aku menggunakan itu, aku akan menggunakannya sebagai normal
katana.
Felnote-san memiliki skill Toll Verification, jadi pasti
dia mengetahui sesuatu, namun kutak bisa bergantung pada orang yang tak ada
disini.
“Yah lalu, aku kan menjaganya.”
“Arge nee-san! Aku kan jadi lebih kuat!! Lain kali, walau
sendiri, Aku masih akan melindungi hutan ini!”
“Begitukah.... lalu, kan kubantu sedikit, hadiah
perpisahan untuk persiapan perjalanan.”
“Huh?”
“…Contract of blood”
Aku menggunakan kuku ibu jari memotong jari telunjuk dan
membiarkan darah mengalir. Aku letakkan darah yang mengalir ke rambut
Oswald-kun dan mengucapkan mantra. Seperti air menodai tanah, darah merendam
menuju tubuhnya.
“O, Oh!?”
Dia paham bahwa dia menjadi lebih kuat dibandingkan engan sebelumnya. Karena kami tellah saling terhubung.
Blood Contract. Siapapun yang memberikan darah (Aku)
dengan tingkat skillnya untuk meningkat kan kemampuan siapapun yang menerima
kontrak (Pelayan). Pelayan tak perlu menjadi seperti vampir, sederhanya hanya
meningkatkan kemampuan mereka. Dan aku menjadi Master, aku bisa membuat
perintah dengan kekampuan pemaksaan kepada pelayan.
Namun aku tak berencana menggunakan paruh kedua
pemaksaan. Yang kulakukan hanya terima kasih sederhana.
... hutan ini juga tempat yang bagus untuk tidur siang.
Tanpa membuat kediaman permanen. Kufikir ini tempat yang
bagus untuk datang hanya untuk tidur siang.
Aku akan memintamu melindungi hutan ini yang sempurna
untuk tidur siang. Dengan perasaan itu, ini sedikit membantu.
“ ... Arge
nee-san, Terima kasih banyak!!”
Kata terima kasih yang pendek. Ini adalah koneksi yang
aku bisa berkomunkasi dengannya tanpa kata terbuang. (Kemampuan telepati Master
> Servant)
Dengan ringan mengelus kepala Oswald-kun, yang
merendahkan kepalanya sampai bilamana kepalanya akan mencapai tanah. Aku merasa
bersalah dan memintanya berhenti.
Partner yang menerima blood contract pikiran mereka tak
dikontrol. Kecuali aku memberikan perintah, keinginannya akan dihormati.
Sebenarnya, blood contract tingkat tinggi bisa merenggut
sepenuhnya keinginan partner, namun aku tak suka melakukannya.
Hanya terima kasih, Aku hanya berfikir “bagus”.
Hanya yang kuinginkan untuk menyemangatinya untuk
melindungi dan memperjuangkan tempatnya sendiri.
Mengelus kepalanya sepanjang waktu, adn kutinggalkan
Oswald-kun. Oswald-kun mengangkat wajahnya yang sepertinya telah mengerti bahwa
ini tanda perpisahan. Akhirnya dimembuat wajah yang tersenyum cerdik seperti
maskot toko daging.
“Good luck”
Sudah lama tidak mengendarai kuda, namun aku ternyata
bisa mengendarainya dengan lancar. Sepertinya tubhku mengingatnya.
Duduk senyaman mungkin d pelana, dengan lemah
menggiyangkan tali kekang. Sekalipun tanpa sesuatu seperti cambukan pada tali
kekang, dia akan bergerak jika ada perintah, dan dia melakukannya.
“Terima kasih, Neguseo-san”
“-san tak dibutuhkan, Neguseo sudah cukup.”
“Begitukah?”
“Ya, kuputuskan tuk menyegarkan diri.”
“Nah.... mohon bantuannya, Neguseo.”
“Ya, serahkan padaku.”
Neguseo berjalan dengan lambat. Banyak Monster, hewan,
suara burung dari belakang.
Sekalipun aku bisa mengatakan sesuatu seperti ini, aku
sedikit takut, namun aku tak menunjukkannya. (Kehidupan lamanya membuat dia
berfikir merendahkan dirinya)
Aku menutup mataka selagi merasakan suara menjauh.
“Apakah kau tidur, Argeno?”
“Nah, Bilang bila kau lelah, Neguseo. Kita akan
beristirahat.”
“Ah, baiklah kalau begitu.”
Merasakan nyaman dengan langkah kaki Neguseo dan perasaan
bergoyang yang harmonis.
Selagi merasakan aroma angin dan suara yan jauh, aku
dengan elan membuat kesadaranku menggelap.
Aku mendapat ccara untuk bergerak dan terasa nyaman. Ini sangat
bagus.
Selagi aku puas dengan yang aku dapatkan, kesadaranku
menuju mimpiku.
Masih jauh dari perbatasan.
Aku punya banyak waktu untuk tidur.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++