Kamis, 10 Agustus 2017

10 - I Said Make My Abilities AVERAGE

Terima Kasih sudah datang...


Tl : Zimsakuzai
Source : Raising The Dead


UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
<< | IndeX | >>
*******************************************



10 – Latihan Bela Diri



Adele bingung mengapa Kelvin tiba tiba memilihnya.

Dia hanya baru saja memasukkan nama dan wajahnya ke ingatannya, namun sekarang dia tiba-tiba melotot padanya.

 “Apakah dia jatuh padaku?” Fikirnya pertama kali, namun kebiasaanya tidak cocok dengan yang ia fikirkan.

Dia melotot padanya seperti melihat seorang rival.

Seseorang dengan bakat lebih akan dengan yakin cocok sebagai rival dari pada seorang normal, fikir Adele si absolut rata-rata. Sebenarnya dia juga mengakui bahwa rival seperti dalam Anime olahraga akan bagus juga. Namun dia tak pernah bermimpi bahwa kejadian ini akan terjadi padanya.

 “Tolong jangan keras padaku...”

Selagi berkata begitu, Adele telah menyiapkan pedang kayunya selagi Kelvin hanya dengan diam menentukan kuda-kuda bertarungnya.

 (Uaa, dia sepertinya serius.... Sekalipun ini Cuma pedang kayu, dengan hanya armor kulit ini impulsnya akan terasa sakit bila dia serius mengenaiku...)

Aksi yang akan dilakukan Adele telah diputuskan.

Bertarung dengan mode ‘Gadis-Normal”, pada level sebelum dia terbangkit, dia akan kalah dengan instan. Namun jika ia melakukannya, dia harus menahan diri di pelajaran mulai sekarang, yang mana membuatnya tak berguna untuk latihan. Dan itu kan jadi masalah.

Sekalipun dia memiliki kekuatan dan kecepatan murni, butuh untuk Adele, yang kekurangan teknik, untuk dengan rajin berlatih.

Untuk itu, akan perlu baginya mengeluarkan sedikit kekuatannya untuk bertarung dalam pertarungan pura-pura melawan agak kuat anak laki-laki dan menerima instruksi tepat dari guru mereka.

Tak perlu dibahas, terkena serangan bakal terasa sakit.

Omong-omong, tak terkena serangan, memilih antara menghindar atau mengambil pukulan dengan pedangnya, adalah apa yang ia bidik.

Setelah memperlihatkan bahwa ia agak mampu dia akan mengakhirinya dengan pedangnya jatuh pada suatu kesempatan atau membiarkan serangan kena yangmana takkan sakit.

Dengan rencana di kepalanya, Adele menerima duel.

 “Mulai!”

Dengan sinyal dari Burgess, Kelvin meluncur menuju Adele.


Tak ada konsep pergerakannya seperti langkah kaki khusus dalan kendo jepang.

Mungkin karena fokus utama dalam pertarungan didunia ini adalah bertarung dengan banyak musuh selagi kamu berlari di medan pertarungan.

Kelvin menutup jarak dalam sekejap mata dan membelah kebawah.
Menbidik kepala gadis, khususnya wajahnya takkan dilakukan, dia membidik pundak berarmor yang disebut Kesa-Giri dalam kendo.
----------------------------------------------------------------------------------------------

(Aku menang!)

Pada saat Kelvin berfikir begitu,

Hyun!

Eh……

Serangan penuh kepercayaan dirinya dengan mudah dihindari, mendesak Kelvin dalam sekejap.

Namun dia tak kekurangan pengalaman untuk menunjukkan pembukaan dari sesuatu seperti ini.

Mengeluarkan pedangnya segera, dia membidikan serangan berikutnya pada batang tubuh Adele yang kabur ke kiri.

Gatsun!

Serangannya ditangkap dengan pedang.

Serangan yang mudah diserang pad sisi kiri tepat setelah dia kehilangan keseimbangan dari menghindari potongan kebawahnya.

Namun dia dengan mudah mengatasi itu.

Kelvin melanjutkan rantai potongan setelah potongan dan Adele lanjut menghadang mereka.

 (Sial! Kenapa? Kenapa dia sangat cepat walaupun kuda-kuda dan pergerakannya sangat amatir! Bagaimana dia mengalihkan semua seranganku!)

Ketikan ketidaksabaran muncul dalam hati Kelvin. Adele juga tambah nerves.

 (Hiii! Serangannya makin kuat! Aku tak bisa mencari waktu  buat kalah tanpa rasa sakit~!)


Akhirnya, Kelvin cukup pemanasan bahwa ia ingin mengakhiri petandingan.

 (Jika dia ingin terus menangkapnya dengan pedang, aku hanya perlu melayangkan itu dari tangannya dengan kekuatan penuh!)

Potongan yang membidik sedikit diatas gagang pedang Adele.

Kelvin akan mengenai dengan poin melancarkan kekuatan paling banyak, sekitar sepertiga lebar pedang sampai ujung. Dan itu akan berimbas tepat pada dasar pedang Adele. 

 (Itu akan terlempar!)

Adele tanpa sadar meletakkan kekuatan pada genggamannya.

Gatsu!

Pedang kayu, meninggalkan sepasang tangan mati rasa, terguling di tanah

Eh………

Kelvin stared at his empty hands.

Ahh………

Walaupun Adele menyesalinya, itu sudah terlambat.

Kekuatan Adele, sama saja dengan sihirnya, mungkin karena ada perbedaan sudut pandang, kesalahan, disengaja atau sesuatu yang sepenuhnya berbeda, telah menjadi sesuatu yang menakutkan karena kelakuan Tuhan.

Di kehidupan normalnya, Sefaty-Mechanism bekerja dan tak sadar mengatur kekuatannya sampai tingkat sebelum kebangkitan ‘dalam area gedis normal’. Karena itulah Adele tak menyadari kekuatan Abormalnya beberapa hari setelah kebangkitan.

Namun ketika dia, sadar atau tidak, ingin mengeluarkan kekuatannya, mekanisme ini dimatikan

Seperti mobil otomatis mengeser giginya sendiri...

Kerena bergantung pada kekuatan absurd tidak ada ketakutan karna kekurangan putaran.

Bila mana ada seseorang mengenai pedang kayu yang dipegang oleh kekuatan bukan manusia itu.

Normalnya ketika pedang saling menghantam mereka akan saling memantulkan, membubarkan kekuatan. Namun disini, serangan dengan seluruh kekuatan bertabrakan dengan target yang takkan bergerak bahkan satu milimeter, mengembalikan seluruh energi kembali ke tangannya.

Seperti mengenai lempengan besi, kejutan tangan akan secara ekstrem membuatmu kehilangan pegangan. Seperti yang baru saja terjadi.

 “Cukup sekian!”

 “Tu-tunggu, tanganku tergelincir!”

Kelvin menentang deklarasi Burgess tentang hasil duel.

Namun Burgess hanya membalas dengan jengkel.

 “Huh, jadi kau ingin berkata ketika kau kahilangan pedangmu di medan perang juga? Apakah kau akan meminta tentara musuh dengan patuh menunggumu mengambil pedangmu karena tanganmu tergelincir?”

Urgh………

 (Ini buruk! Ini jadi sangat kacau!)

Sekalipun Adele kekurangan akan perasaan, dia mengerti bahwa situasi tak menguntungkan.

Dia telah, sejak dari awal, menang melawan anak laki-laki yang harusnya cukup kuat dari kepercayaan dirinya. Sekalipun dia mengaku sabagai orang awam dalam pertarungan pedang.

Ini tak bagus. Sebagai normal, gadis rata-rata ini tak bagus.

“Permisi!! Melanjutkan ndak apa-apa...”

Huh?」

Kegirangan yang menyolok mata muncul di wajah Burgess.

“Apa yang ingin kau lakukan?”

Pada perkataan Burgess pada Kelviin yang dengan tenang mengambil pedang.

 (Apa yang harus kulakukan? Membiarkan pedangku terbang dengan terang-terangan, jadi mungkin tak ada jalan lain selain menahan rasa sakit dan membiarkan dikenai....)

Telah memutuskan aksinya, Adele sekali lagi menghadapi pertarungan.

Pertukaran serangan pedang mulai lagi. Dan setelah Duel berlangsung seperti itu untuk beberapa saat...

 (Sekarang!)

Serangan Kelvin mengincar titik dimana armornya tebal. Membuatnya dia terlihat terlambat bertahan dan membiarkannya terkena disana. Berfikir seperti itu, Adele melambatkan pergerakan pedangnya dan menutup matanya selagi menguatkan diri pada imbas rasa sakit.

………Huh?

Ketika imbas yang telah dia siap terima tidak datang-datang. Adele membuka matanya.

Apa yang ia lihat adalah Kelvin, menggeleng-geleng dengan wajah merah dan Burgess dengan ekspresi pada wajahnya yang membuat itu jelas dia mulai mendidih.

 “Jangan mempermainkanku!”

Berteriak, Kelvin melemparkan pedang kayunya di tanah.

Wajah Adele menunjukkan bahwa dia tak mengerti apa yang terjadi.

“Kamu....., kamu harus sedikit berfikir tentang kebanggaan laki-laki....”

Teman sekelasnya hanya bisa mengangguk sebagai respon pada perkataan Burgess.

(Eh? Aku sing salah?)

“Yah, tak aneh untuk Kelvin tidak jadi marah, jadi aku biarkan ia melewati pelajaran ini. Sisanya, berpasanganlah dan mencobat dengan ringan menyerang satu sama lain.”

Karna jumlah murid menjadi ganjil tanpa Kelvin, tak ada pasangan buat Adele. Bahkan Marcella menghindarinya sehingga tak bertemu dengan matanya.

 “Kenapa jadi seperti ini.....



UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
<< | IndeX | >>
*******************************************
Kenapa yaa, sungguh normal, ndak apa apa....
kalo kepekaan kamu normal maka cerita ini bakal ndak ada menarik-menariknya jadi berkorbanlah....