Tl : Zimsakuzai
Source : Raising The Dead
*******************************************
10
– Latihan Bela Diri
Adele bingung mengapa Kelvin tiba tiba memilihnya.
Dia hanya baru saja memasukkan nama dan wajahnya ke
ingatannya, namun sekarang dia tiba-tiba melotot padanya.
“Apakah dia jatuh
padaku?” Fikirnya pertama kali, namun kebiasaanya tidak cocok dengan yang ia
fikirkan.
Dia melotot padanya seperti melihat seorang rival.
Seseorang dengan bakat lebih akan dengan yakin cocok
sebagai rival dari pada seorang normal, fikir Adele si absolut rata-rata.
Sebenarnya dia juga mengakui bahwa rival seperti dalam Anime olahraga akan
bagus juga. Namun dia tak pernah bermimpi bahwa kejadian ini akan terjadi
padanya.
“Tolong jangan
keras padaku...”
Selagi berkata begitu, Adele telah menyiapkan pedang
kayunya selagi Kelvin hanya dengan diam menentukan kuda-kuda bertarungnya.
(Uaa, dia
sepertinya serius.... Sekalipun ini Cuma pedang kayu, dengan hanya armor kulit
ini impulsnya akan terasa sakit bila dia serius mengenaiku...)
Aksi yang akan dilakukan Adele telah diputuskan.
Bertarung dengan mode ‘Gadis-Normal”, pada level sebelum
dia terbangkit, dia akan kalah dengan instan. Namun jika ia melakukannya, dia
harus menahan diri di pelajaran mulai sekarang, yang mana membuatnya tak
berguna untuk latihan. Dan itu kan jadi masalah.
Sekalipun dia memiliki kekuatan dan kecepatan murni,
butuh untuk Adele, yang kekurangan teknik, untuk dengan rajin berlatih.
Untuk itu, akan perlu baginya mengeluarkan sedikit
kekuatannya untuk bertarung dalam pertarungan pura-pura melawan agak kuat anak
laki-laki dan menerima instruksi tepat dari guru mereka.
Tak perlu dibahas, terkena serangan bakal terasa sakit.
Omong-omong, tak terkena serangan, memilih antara
menghindar atau mengambil pukulan dengan pedangnya, adalah apa yang ia bidik.
Setelah memperlihatkan bahwa ia agak mampu dia akan
mengakhirinya dengan pedangnya jatuh pada suatu kesempatan atau membiarkan
serangan kena yangmana takkan sakit.
Dengan rencana di kepalanya, Adele menerima duel.
“Mulai!”
Dengan sinyal dari Burgess, Kelvin meluncur menuju Adele.
Tak ada konsep pergerakannya seperti langkah kaki khusus
dalan kendo jepang.
Mungkin karena fokus utama dalam pertarungan didunia ini
adalah bertarung dengan banyak musuh selagi kamu berlari di medan pertarungan.
Kelvin menutup jarak dalam sekejap mata dan membelah
kebawah.
Menbidik kepala gadis, khususnya wajahnya takkan
dilakukan, dia membidik pundak berarmor yang disebut Kesa-Giri dalam kendo.
----------------------------------------------------------------------------------------------
(Aku menang!)
Pada saat Kelvin berfikir begitu,
Hyun!
「Eh……」
Serangan penuh kepercayaan dirinya dengan mudah
dihindari, mendesak Kelvin dalam sekejap.
Namun dia tak kekurangan pengalaman untuk menunjukkan
pembukaan dari sesuatu seperti ini.
Mengeluarkan pedangnya segera, dia membidikan serangan
berikutnya pada batang tubuh Adele yang kabur ke kiri.
Gatsun!
Serangannya ditangkap dengan pedang.
Serangan yang mudah diserang pad sisi kiri tepat setelah
dia kehilangan keseimbangan dari menghindari potongan kebawahnya.
Namun dia dengan mudah mengatasi itu.
Kelvin melanjutkan rantai potongan setelah potongan dan
Adele lanjut menghadang mereka.
(Sial! Kenapa?
Kenapa dia sangat cepat walaupun kuda-kuda dan pergerakannya sangat amatir!
Bagaimana dia mengalihkan semua seranganku!)
Ketikan ketidaksabaran muncul dalam hati Kelvin. Adele
juga tambah nerves.
(Hiii! Serangannya
makin kuat! Aku tak bisa mencari waktu
buat kalah tanpa rasa sakit~!)
Akhirnya, Kelvin cukup pemanasan bahwa ia ingin
mengakhiri petandingan.
(Jika dia ingin
terus menangkapnya dengan pedang, aku hanya perlu melayangkan itu dari
tangannya dengan kekuatan penuh!)
Potongan yang membidik sedikit diatas gagang pedang
Adele.
Kelvin akan mengenai dengan poin melancarkan kekuatan
paling banyak, sekitar sepertiga lebar pedang sampai ujung. Dan itu akan
berimbas tepat pada dasar pedang Adele.
(Itu akan
terlempar!)
Adele tanpa sadar meletakkan kekuatan pada genggamannya.
Gatsu!
Pedang kayu, meninggalkan sepasang tangan mati rasa,
terguling di tanah
「Eh………」
Kelvin stared at his empty hands.
(Ahh………)
Walaupun Adele menyesalinya, itu sudah terlambat.
Kekuatan Adele, sama saja dengan sihirnya, mungkin karena
ada perbedaan sudut pandang, kesalahan, disengaja atau sesuatu yang sepenuhnya
berbeda, telah menjadi sesuatu yang menakutkan karena kelakuan Tuhan.
Di kehidupan normalnya, Sefaty-Mechanism bekerja dan tak
sadar mengatur kekuatannya sampai tingkat sebelum kebangkitan ‘dalam area gedis
normal’. Karena itulah Adele tak menyadari kekuatan Abormalnya beberapa hari
setelah kebangkitan.
Namun ketika dia, sadar atau tidak, ingin mengeluarkan
kekuatannya, mekanisme ini dimatikan
Seperti mobil otomatis mengeser giginya sendiri...
Kerena bergantung pada kekuatan absurd tidak ada
ketakutan karna kekurangan putaran.
Bila mana ada seseorang mengenai pedang kayu yang
dipegang oleh kekuatan bukan manusia itu.
Normalnya ketika pedang saling menghantam mereka akan
saling memantulkan, membubarkan kekuatan. Namun disini, serangan dengan seluruh
kekuatan bertabrakan dengan target yang takkan bergerak bahkan satu milimeter,
mengembalikan seluruh energi kembali ke tangannya.
Seperti mengenai lempengan besi, kejutan tangan akan
secara ekstrem membuatmu kehilangan pegangan. Seperti yang baru saja terjadi.
“Cukup sekian!”
“Tu-tunggu,
tanganku tergelincir!”
Kelvin menentang deklarasi Burgess tentang hasil duel.
Namun Burgess hanya membalas dengan jengkel.
“Huh, jadi kau
ingin berkata ketika kau kahilangan pedangmu di medan perang juga? Apakah kau
akan meminta tentara musuh dengan patuh menunggumu mengambil pedangmu karena
tanganmu tergelincir?”
「Urgh………」
(Ini buruk! Ini
jadi sangat kacau!)
Sekalipun Adele kekurangan akan perasaan, dia mengerti
bahwa situasi tak menguntungkan.
Dia telah, sejak dari awal, menang melawan anak laki-laki
yang harusnya cukup kuat dari kepercayaan dirinya. Sekalipun dia mengaku
sabagai orang awam dalam pertarungan pedang.
Ini tak bagus. Sebagai normal, gadis rata-rata ini tak
bagus.
“Permisi!! Melanjutkan ndak apa-apa...”
「Huh?」
Kegirangan yang menyolok mata muncul di wajah Burgess.
“Apa yang ingin kau lakukan?”
Pada perkataan Burgess pada Kelviin yang dengan tenang
mengambil pedang.
(Apa yang harus
kulakukan? Membiarkan pedangku terbang dengan terang-terangan, jadi mungkin tak
ada jalan lain selain menahan rasa sakit dan membiarkan dikenai....)
Telah memutuskan aksinya, Adele sekali lagi menghadapi
pertarungan.
Pertukaran serangan pedang mulai lagi. Dan setelah Duel
berlangsung seperti itu untuk beberapa saat...
(Sekarang!)
Serangan Kelvin mengincar titik dimana armornya tebal.
Membuatnya dia terlihat terlambat bertahan dan membiarkannya terkena disana.
Berfikir seperti itu, Adele melambatkan pergerakan pedangnya dan menutup
matanya selagi menguatkan diri pada imbas rasa sakit.
(………Huh?)
Ketika imbas yang telah dia siap terima tidak
datang-datang. Adele membuka matanya.
Apa yang ia lihat adalah Kelvin, menggeleng-geleng dengan
wajah merah dan Burgess dengan ekspresi pada wajahnya yang membuat itu jelas
dia mulai mendidih.
“Jangan
mempermainkanku!”
Berteriak, Kelvin melemparkan pedang kayunya di tanah.
Wajah Adele menunjukkan bahwa dia tak mengerti apa yang
terjadi.
“Kamu....., kamu harus sedikit berfikir tentang
kebanggaan laki-laki....”
Teman sekelasnya hanya bisa mengangguk sebagai respon
pada perkataan Burgess.
(Eh? Aku sing salah?)
“Yah, tak aneh untuk Kelvin tidak jadi marah, jadi aku
biarkan ia melewati pelajaran ini. Sisanya, berpasanganlah dan mencobat dengan
ringan menyerang satu sama lain.”
Karna jumlah murid menjadi ganjil tanpa Kelvin, tak ada
pasangan buat Adele. Bahkan Marcella menghindarinya sehingga tak bertemu dengan
matanya.
“Kenapa jadi
seperti ini.....
*******************************************
Kenapa yaa, sungguh normal,
ndak apa apa....
kalo kepekaan kamu normal
maka cerita ini bakal ndak ada menarik-menariknya jadi berkorbanlah....