Tl : Zimsakuzai
Source : Raising The Dead
*******************************************
17
Dakwaan
Sang Raja, putrinya si Putri Ketiga, juga banyak anggota
kebangsawanan hadir di aula audensi istana.
Ketika seluruh audensi telah dilakukan, dan hanya tersisa
tentang gadis itu, Morena mengambil tempat disamping Raja dan menyiapkan
dirinya.
Awalnya mereka berencana menerima gadis di tempat berbeda
dengan hanya sedikit dari mereka yang hadir. Namun karna gadis juga akan berada
di sekitar putri di masa depan mereka fikir ini bagus untuk mengenalkannya
secara formal di kesempatan ini untuk mencegah masalah dimasa depan dengan
anggota kebangsawanan.
“Viscount Ascham bersama Putrinya, Masuk!”
Dituntun oleh suara pengiring, Viscount dan putrinya
Prissy dengan segera masuk ke aula audensi.
Mereka melangkah maju sampai mereka didepan raja,
berlutut dan merendahkan kepala mereka.
Pasangan itu membesarkan hati.
Kemarin pembawa pesan dari istana tiba-tiba datang dan
memberitahu mereka bahwa “Putri ketiga ingin mengundang putri viscount Ascham
ke Istana berharap membuat ikatan dalam pertemanan.”
Teman Putri.
Ini bukan sesuatu yang kecil seperti koneksi ke istana.
Ini berarti cara mediasi untuk membuat suaramu didengan pangeran dan bahkan
raja. Kemungkinan pangeran mencari Prissy sebagai yang ia suka juga bisa
dicapai.
Mereka tak tahu apa poin kenapa putri menyadari mereka.
Ini mungkin bahwa harapan yang tak langsung dari pangeran keempat yang masuk
sekolah tahun ini...
Dan begitulah, harapan mereka terjunjung tinggi
keangkasa.
“Angkat kepalamu.”
Mengikuti kata-kata Raja. Prissy dan ayahnya menaikkan
wajah mereka.
Sang Raja menatap menuju Morena.
Namun wajah Morena menjadi batu dan tak ada kata yang
keluar dari mulutnya.
“Hmmm? Ada apa?”
“Um, Dimana orang itu?”
“Eh? Putri Viscount Ascham disebelah sana
bukan?”
“Namun, itu bukan dia...”
Omelan mulai terjadi pada orang yang hadir selagi
percakapan antara raja dan putri ketiga buat membuat jelas bahwa kesalahan
telah terjadi.
“Dimana Burgle?”
“Dia di ruang tunggu sebelumnya sebelum
terburu-buru pergi.”
Penjaga terdekat menjawab dengan wajah kesulitaan.
“Rajaku, Bisakah aku meminta ijin bicara!”
“Hmm? Count Bonham? Kau boleh berbicara.”
“Terima kasih, yang Mulia!”
Permintaan tiba-tiba terdengar diantara tamu mengeluarkan
minat raja.
Count Bonham mulai menanyai putri Viscount Ascham Prissy.
“Nona muda, Dimana ibumu sekarang?”
“Ibu saya ada di Mansion Ascham di dalam
Ibukota...”
“Jadi begitu... Jadi aku benar mengasumsikan
rambut emas cantikmu diwariskan oleh ibumu?”
“Y-Yah, benar,
ini....”
Walau dia tak mengetahui arti dibaliknya, Prissy dengan
patuh menjawab pertanyaan.
Lalu Count Bonham membuat deklarasi kepada Raja.
“Istriku memiliki hubungan baik dengan nona muda Ascham
ketika mereka ada di Sekolah Tinggi Adorei. Ketika kami diberitahu sepuluh
tahun lalu bahwa dia melahirkan anak perempuan, istriku dan aku mengunjungi
kediaman Ascham. Bayi yang mereka tunjukkan padaku memiliki rambut perak lembut
dari ibunya...
Dan lalu, tiga tahun lalu ibu tersebut diduga mati dalam
insiden. Jadi saya fikir sasuatu tentang situasi sekarang agak aneh...”
“Sesuatu sepeerti itu tidak terjadi di
keluarga kami!”
Prissy tiba-tiba berteriak.
“Anak perempuan istri
sebelumnya tak dibutuhkan dari Keluarga Ascham. Itulah kenapa dia diusir dan
dilarang menggunakan nama keluarga. Namun...”
Viscount Ascham cepat—cepat menutup mulut Prissy, namun
itu sangat terlambat.
“Itu hak Ayah untuk memperlakukan putrinya
sesuai keinginannya. Namun sekarang situasinya agak berbeda.”
Count Bonham melanjutkan kata katanya yang sebelumnya.
“Seperti yang saya katakan sebelumnya, Istri
saya memiliki hubungan biak dengan nona muda Ascham sejak hari-hari mereka di
Adorei. Artinya, Viscount menikah ke Keluarga Ascham dan rankingnya yang
sekarang. Darah Ascham mengalir tiada di uratnya atau putrinya yang disini.
Garis Ascham hanya berlanjut di Putri Istri sebelumnya, seorang anak yang diusir.”
.
.
.
“Itu perebutan kekuasaan!”
“Menguasai kediaman bangsawan! Hanya yang
terburuk yang jatuh pada itu!”
“Kejahatan ini harus dihukum dengan Kematian!”
Dakwaan mulai berterbangan di aula audensi.
Viscount Ascham menjadi pucat pasi dan benar-benar kaku.
“Ada yang ingin kau katakan, Viscount Ascham!”
Bahkan suara raja menjadi keras. Seluruh ruangan menjadi
sepi mengharapkan sanggahan Viscount.
Namun Viscount tetap bungkam, bahkan tak mencoba untuk
menyanggah dakwaan.
Sejenak setelah kebisuan yang mencekik ini diatur, Pintu
Aula terbuka dan Seorang Kesatria masuk ke ruangan.
“Burgle! Darimana saja kau!”
Membalas kata-kata raja, Burgle mengeluarkan surat
tersegel dan mulai menjelaskan.
“Ketika aku masuk
ke ruang tunggu dimana gadis itu harusnya menunggu, yang aku temukan hanyalah
gadis yang tak kukenal, jadi aku mengasumsikan kesalahan telah terjadi dan
menuju sekolah yang mana gadis itu datangi.
Disana aku diberitahu bahwa gadis itu tak terlihat sejak
pagi, meninggalkan hanya empat pucuk surat.
Ketiganya dialamatkan
pada teman sekelas atau guru, namun di satu yang ditujukan pada gadis yang aku
percayai adalah teman terbaiknya, detailnya telah tertulis.
“Lalu bacakan isinya.”
Perintah raja selagi melihat surat di tangan Burgle.
“Seperti yang anda inginkan. Untuk
menyimpulkan isinya, dikarenakan dilarang dari menggunakan nama keluarga,
seseorang telah muncul dan mencoba mengundangnya ke istana menggunakan namanya.
Jika hal tersebut terjadi, dia bakal dibunuh seperti ibu dan kakeknya. Dia
mungkin sedang berada dalam perjalanan namun dia akan tinggal di beberapa desa
dan hidup dengan tenang disisa hidupnya, jadi mereka tak perlu khawatir
tentangnya.”
“Dibunuh seperti Ibunya dan kakeknya, kau
bilang!?”
Orang yang membalas sahutan raja adalah Count Bonham.
“kepala sebelumnya
dari keluarga Ascham bersama putirnya dibunuh oleh bandit, namun anehnya, yang
tersisa hanyalah insiden yang alami di negara. Dan aneh atau tidak, Viscount
Ascham dan istrinya, namun kombinasi jarang antara istrinya dan kepala
sebelumnya dari keluarga. Benar-benar kesepatan.
Istri saya telah
memberikan keraguan sebelumnya, namun saya tak bisa begitu saja menuduh
bangsawan lain tanpa bukti, jadi dia terus menerus menyuarakan ketidaknyamanannya...”
Wajah Viscount Ascham yang telah seputih kapur dan
menjadi salju putih.
“Lempar keduanya
ke dungeon! Kirim tentara ke kediaman Viscount untuk menangkap istrinya.
Dikarenakan kematian kepala keluarga sebelumnya dan putrinya akan diinvestiasi
ulang dan semua yang terhubung akan dibongkar. Siapapun yang bersalah menerima
uang sogok atau tidak melakukan tugasnya dengan benar akan diadili sebagai kaki
tangan.
Sampai kepala yang berhak bisa mengambil kembali hak
teritori Ascham, hakim istana akan melakukan administrasinya.
Burgle, cari kepala yang berhak. Kaki anak kecil tak
mungkin membuatnya cukup jauh, membuat jarak setengah hari. Aku tak apa kau
menggunakan banyak pria untuk pencarianmu. Tangkaplah ia dengan lemah lembut.
Itulah perintahku!!”
Mengikuti arahan jelas raja, orang menyatukan diri keluar
aula audensi.
Bangsawan yang hadir sedikit terkejut dengan perintah cepat
dan akurat dari raja tenang mereka, namun menemukan diri mereka berfikir bahwa
raja mereka bisa dipercaya saat diperlukan.
Namun tak ada yang menyadari bahwa raja lebih tak stress
dari pada sebelumnya....
Setelah bangsawan sisanya juga meninggalkan aula
audensi..
“Ayahanda, orang
itu....”
“jangan katakan...”
Sang Raja mengarahkan kepalanya untuk merespon pertanyaan
putri.
(Aku berharap
padamu Burgle, cari gadis itu...)
=======================================================
12 hari sesudahnya di kota provinsi negara jauh dari
tanah kelahirannya.
Bangunan olahraga dengan tanda pedang, tombak dan tongkat
bersilangan diatas perisai.
... ini bukanlah studio pandai besi atau toko senjata.
Ya, bangunan ini adalah “Guild Pemburu.”
Dan didepannya berdiri seorang gadis.
Dompet yang dihadiahkan padanya berisikan jumlah
mengagumkan sekitar 3 koin emas, yang mana ia gunakan untuk membeli satu set
pakaian juga sepatu kulit dan plat armot kulit.
Melengkapi perlengkapannya adalah pedang murah bekas yang
dia ambil dari tong karena tawar-menawar harga.
Karena gadis ini bisa dengan mudah menghancurkan pedang
normal jika dia serius, dia tak punya pilihan untuk menjewernya sedikit.
Berkenaan dengan tinggi badannya, dia telah membeli
pedang agak pendek, dan memerintahkan nanomanchine untuk menguatkannya dengan
bijih besi yang dia gali dari tepi sungai. Bijih besi adalah bahan pembuatan
Tamahagane, baja pedang tradisional yang digunakan untuk pedang jepang.
(Tolong buat ini
menjadi pedang yang takkan hancur atau tergores dengan mudah. Dengan sisi
potong yang memilki ketajaman normal. Aku meninggalkan masalah seperti isi optimal
karbon padamu. Juga,bila ada bijih hebat seperti, mithril, adamantium,
orichalcon atau scarletite, Aku tak masalah bila kau menggunakan mereka semua.
Hanya buat itu terlihat seperti pedang normal)
.
.
.
Hasilnya adalah pedang misterius.
Karakter aslinya, bahkan gadis itu pun tak tahu.
Dia tak membuat barang tersebut dari kerikil karna akan
menyusahkan memikirkan tentang pegangan atau sarung pedang dan mendapatkan
bahan-bahannya, dan tentu saja, membuatnya menjadi terlihat seperti pedang
normal.
Persiapannya untuk perburuan monster selesai.
Lalu gadis itu membuka pintu Guild Pemburu dan masuk.
Untuk menjadi “Absolute Average Hunter.”
*******************************************