Sabtu, 14 Oktober 2017

Sakura Chapter 7

Terima Kasih sudah datang...


Tl : Zimsakuzai
Source : Onichannyamete


(~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~
<= | INDEX | =>
~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~)


7 –  Situasi Sekarang – Bagian 1



“Kita hampir sampai di Desa Latis.”

Pangeran Sedrim berbicara padaku.

Sudah dua jam sejak pertarungan, dan sejak meninggalkan hutan serta mulai mengendarai kereta kuda pas keluar hutan.

Nampaknya kami akhirnya sampai di desa.

Seperti yang diduga dari kereta kuda milik royalti. Aku bisa duduk tanpa sakit bahkan dengan tipisnya bagian belakangku.

..*

Nampaknya bahwa desa telah diberitahu sebelumnya via kuda cepat karna ketika kami masuk desa kami disalami oleh pria yang kelihatan seperti kepala desa, dan tiga pria lain.

“Nampaknya yang mulia telah tiba dengan sehat dan selamat”

Kepala desa (nama Julukan) menundukkan kepalanya untuk menunduk.

“Lupakan akan formalitasnya. Apakah kamu punya tuangan kosong?

Seperti yang diduga dari royalti. Mengatur hal gini sangat simpel, bukan?

“Ya pak, kami telah menyiapkannya seperti yang diperintahkan. Akan saya tunjukkan.”

Kepala desa (nama julukan) mulai memimpin kami ke bangunan yang kayaknya seperti penginapan.

Nampaknya bahwa ketiga pria lain yang bersama dengannya menuntun kerete kuda dan kuda kesatria.

Mereka membagi pekerjaan mereka, bukan?

Dan aku dengan perasaan bagus masuk ke penginapan dan mengganti pakaian yang basah ini.

Eh? Kau menanyakan lukaku?

Aku menerima perawatan sebelum kami masuk ke kereta kuda.

Kukira mereka bakal dengan mudah menyembuhkan dengan magecraft, namun berlawanan dengan harapanku, itu berakhir dengan obat dan lalu diperban, paham?

Ketika aku bertanya, ‘Tak bisakah kau menyembuhkannya dengan magecraft?”

“Tak banyak yang bisa menggunakan magecraft. Hanya yang bisa melakukannya adalah imam dan fraksi magi.”

Itulah bagaimana jadinya.

Untungnya, lukaku tak membahayakan, dan dengan pengobatan ini, nampaknya bakal sembuh setelah sekitar seminggu. Hooray untuk fantasi.

..*

Apakah ini mungkin empat jam terlewat sejak aku dibawa ke penginapan dan masuk ke ruanganku?

Penginapannya tinggi dua lantai, dan kukira lantai pertama untuk ruang makan, tempat tinggal pemilik, dan kamar mandi. Membuat lantai dua sebagai ruangan tamu.

Aku sedang akan menuju ke ruangan pangeran dan memeriksa beberapa hal.

Ah-, ruanganku itu untukku sendiri, karna aku seorang gadis.

Selagi yang diduga, aku tak berbagi ruangan dengan regu kesatria yang semuanya lelaki.

Untuk sekarang, aku meninggalkan bawaan ke ruanganku dan mengeluarkan dougi dari tas yang jatuh bersama denganku.

Dougiku itu putih untuk atasan, dan hakama biru malam.

Dougi untuk kendo dan kyuudo cukup mirip, kan?

Walau seragamku hampir kering, namun terasa tak nyaman memakai pakaian setengah kering, jadi memakai dougiku itu  lebih baik.

Aku dengan cepat melepaskan sweater musim panasku, dan selagi melepaskan seragam dasar, tanganku tiba-tiba berhenti.

“Bahkan celana dalamku basah, bukan? ... Apa yang harus kulakukan ...?”

Seperti yang kau kira, aku tak sebegitu jauhnya sampai menyiapkan pakaian dalam.

Aku akan melakukan latihan ringan didojo hari ini, dan setelahnya aku akan membeli bahan-bahan di supermarket sebelum pulang untuk berganti, jadi aku tak menyiapkan pakaian dalam dan celana dalam.

Umumu, walau sudah dikata, sangat susah untuk tetap memakai pakaian basah.

Aku menatap dougi selama lima menit.

‘Yah, dougi juga tebal, jadi harusnya tak apa, harusnya begitu bukan?”

Akhirnya, aku takkan bergerak kesana kemari hari ini, dan setelah ini aku hanya pergi berbicara dengan pangeran dan sisanya, makan malam, dan pergi tidur. Harusnya tak ada banyak masalah.

Menilainya begitu, aku dengan singkat telanjang, memakai dougiku, dan menggantungkan pakaian yang tak dipakai ke meja dan kursi jadi bakal kering lebih mudah.

Setelah ini, aku akan berbicara dengan pemilik penginapan dan meminta mereka mencuci pakaian dalamku.

Akhirnya, seperti yang kamu kira, aku sedikit cemas hanya dengan mengeringkannya dan memakainya lagi.

..*

Setelah selesai dengan persiapan sederhana, aku dengan segera menuju ruangan pangeran.

Membahasnya lagi .... Walaupun kelihatan seperti ras manusia yang harusnya ada perbedaan bahasa, sebuah misteri kenapa komunikasi kami lancar.

Bukankah ini hal lain yang harus kutanyakan?

Selagi memikirkan hal tersebut, aku dengan cepat sampai di ruangan pengeran.

Yah, walau itu hanya berjarak tiga pintu dari milikku.

“Pangeran Sedrim, ini Sakura, Aku boleh masuk?”

Setelah mengetuk, aku berucap begitu.

“Silahkan.”

Aku bisa mendengar dari dalam ruangan suara pria selain Pangeran Sedrim.

“Tolong permisi.”

Aku menjawab dan membuka pintu.

“Tak apa, duduklah.”

Pangeran Sedrim memanggilku, dan aku duduk di kursi terdekat. Selain Pangeran Sedrim, ada seorang paman yang rapi yang lebih dari 30-an.

“Dia kapten regu kesatria kami, Raias Or Olford. Ini Sakura Fujino.”

Pangeran mengenalkan kami berdua.

“Saya Raias.”

“Aku Sakura Fujino.”

Kami hanya bertukar nama. Salam sedarhana bukan?

“Nah kemudian, ini langsung ke topik utama namun.... “

Pangeran mulai langsung ke topik, namun aku punya sesuatu yang aku harus pastikan terlebih dahulu.

“Pangeran Sedrim, sebelum kita mulai, ada sesuatu yang aku ingin pastikan dahulu.”

Aku memulai percakapan seperti ini.

Jika aku dengan jelas bertanya tentang yang mengganjal fikiranku, pertanyaan nanti bakal berkurang juga, benar kan?

“Hmm, Apa? Jika itu adalah sesuatu yang bisa kujawab, maka ya.”

“Terima kasih banyak.”

Walau diinterupsi selagi berbicara, dia tak begitu memikirkannya. Tak buruk. Pangeran.

Omong-omong, orang lainnya, Raias, menggerakkan alisnya untuk sesaat. Kau masih belum berkembang, benar bukan?

“Pertama, apakah benar jika mengatakan bahwa “Sobure” di namamu sebagai nama negeri ini?”

Ini adalah yang menggangguku sejak pangeran memperkenalkan dirinya.

“Benar, Negara ini adalah Kerajaan Sobure. Ini adalah negeri yang dipimpin oleh seorang Raja.”

Begitu, Seperti yang aku kira.

Artinya bahwa nama dunia ini adalah ....

“Lalu, poin kedua, Apakah dunia ini Alselia?”

Jika ini Alselia lalu ....

Merasa sedikit khawatir, aku bertanya pada pangeran untuk memastikannya.

“Benar, dunia ini adalah Alselia, dan merupakan dunia yang diciptakan oleh satu satunya Tuhan dengan nama yang sama.”

Aku paham...

Artinya alasan mengapa aku bisa berkomunikasi adalah .... begitu ya, bagaimana ini terjadi?

“Aku mengerti. Itulah poin yang aku ingin pastikan.”

“Begitu .... Kamu bertanya hal yang cukup aneh, namun mengkinkah dari pertanyaanmu sebelumnya, kamu bukan penduduk dunia ini, Sakura? Namun mengapa kau tahu nama Alselia....?”

Pangeran mengomel pada dirinya akan sesuatu.

“Ya, dari pertanyaan sebelumnya. Aku mengerti beberapa hal. Pertama, aku datang dari dunia yang berbeda dengan yang satu ini, untuk suatu alasan. Kedua, adalah bahasa. Ini terubung dengan pertanyaan sebelumnya, namun aku tahu bahasa dunia ini. Dan nampaknya sampai sekarang, aku secara tak sadar berganti ke bahasa dunia ini. Kau mungkin tak mempercayaiku, namun aku mengingat kehidupan lamaku. Bukan, mungkin lebih akurat aku mengatakan bahwa aku memiliki pengetahuan akan itu. Nampaknya di kehidupan sebelumnya aku tinggal di dunia ini.”

Benar, dengan kata lain, aku mengalami reinkarnasi di dunia lain, dan berakhir berkelana kembali ke dunia sebelum reinkarnasi. Ketika aku menatap reaksi pangeran, alisnya tersambung untuk ekspresi yang susah untuk suatu alasan.

“Kau tak percaya aku?”

Ketika kau bertanya ini,

“Sejujurnya, saya ingin percaya padamu. Yah, aku tak mengira bahwa kamu akan berbohong Sakura, namun ini terlalu absurd bukan?”

Yah, aku tahu apa yang ingin kau katakan.

Akhirnya, bahkan akupun akan susah percaya bila seseorang memberi tahuku ini.

“Tidak masalah bukan bila aku punya bukti dari dunia lain?”

“Yah, jika kau punya sesuatu, itu mungkin bakal lebih mudah untuk dipercaya.”

Jadi jawaban pangeran, maka.

“Lalu tolong tunggu sebentar,”

Aku menjawab begitu, sebelum memutuskan sementara kembali ke ruanganku.

(~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~
<= | INDEX | =>
~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~)