Kamis, 05 Oktober 2017

Sakura Chapter 3

Terima Kasih sudah datang...



Tl : Zimsakuzai
Source : Onichannyamete


(~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~

<= | INDEX | =>

~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~)


3 –  Orang yang dikenal sebagai ‘Aku’

Namaku “Fujino Sakura”.

Menghadiri sekolah khusus perempuan yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai universitas; atau disebut ‘Sekolah Ojousama’, aku berumur lima belas tahun di kelas 1C bagian Sekolah Menengah Atas.

Ayahku bekerja sebagai bagian manajer sebuah perusahaan pusat, dan ibuku mempunyai usaha butik.

Ada juga seorang kakak, yang berumur dua puluh tahun di tahun kedua uniiversitas, dan bersama kami adalah keluarga beranggotakan empat orang.

Hanya dari ini, aku kelihatan seperti gadis biasa yang lahir di keluarga yang lebih dari berkecukupan, namun antara kamu dan aku, aku mengingat kehidupanku sebelumnya .... nampaknya.

“Nampaknya” disini karna aku tak memiliki “Ingatan” pada perasaan yang sama yang bisa kau jumpai di novel dan sebagainya. (Sei*ei Gen*ouki?)

Pada malam ulang tahun kelimaku, aku bermimpi.

Mimpi dimana pria berjubah ditusuk sampai mati dari belakang oleh pria kelihatan seperti kesatria.

Kayaknya di kehidupan lamaku, aku adalah pria berjubah, penyihir itu.... Mendapat pengetahuan kehidupan lamaku, dia yang dipanggil ‘magus’ kukira, dan nampaknya dia bisa menggunakan magecraft (Kuzai : kubiarkan di inggris karna kalo pakai ‘kerajinan sihir’ kayaknya kekurangan efek deh...). Yah dia masih mati kok.

Setalah memimpikan itu, dari keesokan harinya, aku menggeliat kesana-kemari karna demam mimpi buruk sampai seminggu ... nampaknya.

Mengkhawatirkanku, kayaknya keluargaku memanggil dokter untuk memeriksaku, namun ‘sebabnya tak diketahui’ katanya.

Setelah seminggu demamnya turun, dan kondisiku menjadi lebih baik, namun karna diagnosa ‘sebabnya tak diketahui’, keluargaku secara langsung memutuskan bahwa aku memiliki tubuh lemah dan tidak boleh keluar rumah untuk beberapa waktu. Namun sekarang itu menjadi ingatan yang bagus untukku.

Setelah kondisiku membaik, aku mulai mengingat pengetahuan dari ‘dunia yang bukan dunia ini’.

Memikirkannya sekarang, apakah demam berkepanjangan itu dikarenakan ‘ingatan menjadi pengetahuan dan mengalir menuju otak’?

Setelahnya mereka menjadi overprotective, dan mencarikan sekolah dengan fasilitas bagus, yang mana sekarang kuhadiri. Yang tak apa kok.

Sialnya, aku mengingat ‘pengetahuanku’ dari ‘kehidupanku sebelumnya ; pria di dunia lain’ sebagai ‘pengetahuan’, namun aku tak memiliki perasaan atau emosi. Aku garis besarnya tak merasakan apapun lebih dari ‘jadi begitu yaa...’

Kau bertanya gimana tentang sihirnya? Tentu saja aku mencobanya. Tak ada yang terjadi kok....

Yah, akhirnya itu sesuatu yang terjadi di dunia lain. Selama aku hidup, tak ada masalah. Tidak ada masalah, aku bilang, tidak masalah.

Pada waktu yang sama aku masuk bagian Sekolah Dasar dari sekolah, diperuntukkan memperkuat tubuhku aku bergabung ke dojo kobujutsu didekat rumahku.

Itu adalah sesuatu yang kuinginkan sendiri, dan hasilnya susah namun dikarenakan pemikiran bahwa jika aku tak melakukannya aku takkan bisa melindungi diriku aku bertahan.

Nampaknya di kehidupan lamaku, walaupun sangat ahli dalam ‘sihir’ atau terserah, kemampuan fisikku secara garis besar tidak ada sama sekali, aku ingin tahu jika itulah alasan aku ditusuk sampai mati dari belakang menggunakan pedang.

Awalnya keluargaku menentangnya, namun mengatakan hal seperti ‘perlindungan diri’ dan ‘memperkuat kesehatan dan tubuh’ aku membuat mereka menyetujuinya. Aku sungguh berusaha keras.

Dari antara umur enam sampai sepuluh, di dojo aku belajar tehnik dasar seperti iaijutsu, pertarungan tangan kosong, naginata, dan bojutsu, sampai hal meragukan seperti ‘qigong’

Yah, itu adalah kegemaran dojo dengan hanya satu murid untuk satu master, jadi aku tak yakin akan kekuatannya, namun kukira ini lebih dari cukup untuk perlindungan diri.

Setelah aku masuk ke bagian Sekolah Menengah, mengikuti ajaran masterku ‘penguasaan itu terhubung dengan bagaimana bisa membaca nafas’, aku mulai belajar aikido juga (pada dojo yang berbeda)

Sialnya, pada dojo yang baru aku tiada bandingan pada kelompok umurku (walaupun cuma ada dua orang).

Satu kekurangan dari pengetahuanku dari kehidupan lamaku adalah memasak.

Di dunia sebelumnya budanya kuliner belum terbangun, dan rasanya lemah... atau mungkin aku katakan mereka tak melakukan apapun selain menambahkan garam dan beberapa bumbu atau herbal, dan bahkan metode memasak terbatas antara ‘memanggang’ dan ‘mendidihkan’, jadi setelah ingatan kehidupan lamaku kembali (?). aku langsung tergerak dengan rasa yang berbeda.

Dengan ini sebagai daya dorong, aku mulai berfikir seperti “Dunia ini memiliki masakan enak yang berlimpah!” dan dari “Aku ingin makan makanan enak” menjadi “Aku ingin makan masakan enak jadi aku hanya perlu membuatnya sendiri” dan berakhir memiliki hobi memasak. Masakan Lezat adalah keadilan.

Aku menjadi cukup tergerak sampai mulai membuat sendiri bumbu-bumbuku, roti dan mi-nya, yang sampai menyejutkan keluargaku...

Sekarang delapan puluh persen makanan dirumah dimasak olehku. Omong-omong, itu sangat populer.

Ini agak ambbigu untuk disebut hobi juga, namun aku juga suka yang disebut dalam genre ‘fantasy’. Mungkin karna sihir dan monster agaknya memberikan ingatan dan rasa rindu akan dunia lamaku.

Itu hanya pada tingkat dimana aku biasanya mencari novel, atau film, atau permainan ketika aku punya waktu.

…*

Sialnya, jauh dari lemah, tubuhku cukup berspesifikasi tinggi. Kukira reflek-ku cukup baik, dan kemampuan untuk mengingat bagus juga. Bahkan dalam ujian sekolah, hanya masuk kelas setiap hari dan revisi sederhana aku berada pada peringkat atas kelasku (ranking satu digit (1~9))

Sebelum tes, Tomoko yang nilainya berada pada akhir tingkat bawah akan menyebutku tak adil. Terimalah itu ndak bisa diapa apakan lagi...

Ada yang disayangkan juga memiliki tubuh spesifikasi tinggi. Untukku, itu bahkan lebih penting dari pada memiliki tubuh spesifikasi tinggi. Temanku bilang bahwa aku terlalu tamak, namun untukku itu nilai paling pentingnya. Itu adalah....

Tak peduli betapa banyak aku makan, aku takkan mendapatkan ‘daging’!

Eh? Kau bilang kau cemburu? Kau bilang bukankah itu hal bagus? Perempuan dunia ini bakal cemburu bila tubuhnya tak mendapatkan ‘daging’.

Namun berfikirlah dengan cermat.

Kau tahu daging tidak berarti hanya lemak?

Benar aku tak tumbuh secara menyamping, namun juga aku tak tumbuh keatas.

Dan lagi, bagian yang sangat penting bagi wanita ... kau tahu dadaku dan pantatku tak tumbuh dari minimum?

Apakah ada yang lebih sepi dari ini?

Jika kau telah punya daging disana, kau bisa menguranginya dengan cermat dengan makanan dan diet, namun bila tak bertambah sejak awal maka tak ada yang bisa dilakukan bukan?

Tinggiku berhenti tumbuh hanya sebelum masuk sekolah menengah, dengan mengumpulkan seluruh dada tanpa songsongan aku hanya sampai pada B cup, dan pantatku tak lebih dari minimun; Aku memiliki tubuh yang sering dipanggil tipe ‘tsurupeta’.

Setiapkali pengukuran, harapan kecilku hancur, dan bila kau hanya fokus pada berat badanku orang lain bakal melihatku dengan iri, namun ketika mereka melihat pengukuran lain mereka menatapku dengan mata kasihan, dan akhirnya aku bakal dihibur.

Aku melewati hari-hariku dengan mengingatkan diriku bahwa periode pertumbuhanku belum datang.

“Jangan panggil aku kecil, jangan sebut aku bocah, jangan panggil aku dada rata. Akan kusobek nanti pentilmu. Wanita “Besar” adalah musuh.” (Kuzai : Lalu akan kupanggil kau loli atau chibi, adil bukan?)

Oops, tolong permisi. Aku jadi sedikit membahas Sisi Gelap.

Eh? Kau tanya bagaimana aku kelihatannya?

Berambut hitam, mata hitam jepang dengan rambut yang mencapai pinggang dan pahaku kukira. Kau tahu ayah dan kakakku tak memperbolehkaku untuk memotongnya.... ini sangat panjang sampai mengganggu padahal.

Biasanya aku mengikatnya dengan pita disekitar pinggulku, atau ketika aku ingin, aku biasanya menjalinnya.

Aku tak begitu bingung dengan gaya rambutku.

Untuk wajahku .... Yah, menurut teman atau keluarga, itu kelihatan ‘imut’. Walau aku tak bisa mengatakannya begitu untuk diriku sendiri.

Mungkin dikarenakan imbas dari kehidupan lamaku, namun nampaknya untukku, kriteria kecantikan wanita dari ‘ukuran dadanya’ dan betapa bagusnya wajahnya. Kelihatannya aku adalah orang dari planet Boob; aku yang dari kehidupan lamaku.

Dan begitulah tubuh tak berkembang milikku memiliki nol pesona sebagai wanita. Sungguh mesum bukan? Diriku yang dulu.

Nampaknya ini adalah kisah dimana seseorang sepertiku sebagai aktris utama.

(~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~

<= | INDEX | =>

~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~)