Tl : Zimsakuzai
(~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~
(~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~
<= | INDEX | =>
~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~)
~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~)
4 – Ini Pastinya Adalah
Persimpangan Takdir.
ZURU-!
“Ah-, uwah-,
KYAAAAAAAAAAAAAaAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…”
*Beberapa
saat yang lalu~~~
“Berdiriiiii. Membungkuk.”
“Sakuraa, Miharuu. Setelah pulang kalian mau nglakuin apa~?”
Ketika sekolah berakhir, Tomoko memanggil kami.
“Hari ini, setelah habis dari dojo, aku rencananya mau
belanja.”
Aku menyahut selagi menunjukkan tas berisikan dougi-ku,
dan tas berisikan pedang kayuku.
“Begituuu, kalau kamu, Miharu?”
“Mn, mungkin aku akan ke perpus sebentar. Ujian’kan
tinggal sebentar lagi.”
Miharu menyahut selagi bersiap pergi.
“Geh- .... Sudah waktunya kah?”
“Kau tahu kurang dari dua minggu lagi tersisa untuk ujian
akhir semester, kan?
Aku membalas ke Tomoko yang terkejut.
“Tomoko, gimana kalau kau juga belajar dan tak panik
ketika harinya sudah dekat?”
Sekarang sudah dekat dengan akhir juni.
Ujian harusnya minggu kedua di bulan juli.
“Nnn~… Miharuu~”
Tomoko memberikan tatapan memelas meminta bantuan pada
Miharu.
“Hal yang sama selalu terjadi setiap waktu. Aku kan
mengajarimu, jadi kali ini belajarlah dengan serius.”
Terlepas dari dia langsung menjadi murung karna diserbu
tanpa ampun, Tomoko mengumpulkan bahan belajar dari mejanya.
Baguslah bahwa dia patuh’kan? Bukan bahwa ia akan tinggal
disini. Melihat kesekeliling kelas, semuanya sudah pada pergi. Semuanya pada
gesit, huh.
“Aku paham, kalian berdua akan ke perpus. Sudah ya, aku
akan pergi ke dojo. Sampai jumpa besok.”
Mengatakannya, aku menuju ke pintu.
“”Cyaa~””
Aku bisa mendengar teriakan keduanya dari belakangku.
Mengira bahwa ini akan menjadi persimpangan takdir...
Ketika aku turun setengah jalan, angin berhembus dari
jendela yang terbuka.
Terlepas dari iklim hujan, anginnya nyaman dan tidak
lembab.
Aku kira hari ini sering disebut “Satsukibare(fine
weather in may/cuaca cerah di bulan mei)” bukan.
BASABASABASA-
Suara sesuatu yang jatuh bergema dari tangga didepanku.
Ketika aku pergi ke tangga untuk mengeceknya, didepan
mataku ada siswi yang dibingungkan akan sesuatu.
Melihat lebih dekat, nampatnya dia sedang membawa kertas
printout dan angin sebelumnya menyebarkannya sebagian.
Ketika ia menggapaikan tangannya untuk mengambilnya, sisa
kertas print jatuh seperti runtuh.
Inikah dojikko? Inikah moe?
Mungkin menarik bila aku hanya berdiri disini dan tetap
menonton, namun aku juga punya rencana untuk segera ke dojo.
Susah mengabaikan dan melewatinya, dan aku perlu
menggunakan tangganya.
Jadi ini tak bisa dihindari.
“Aku kan bantu.”
Tepat ketika aku mengatakan padanya dan ingin mengambil
kertas printout.
“Eh-? Eh-? Kya-”
BASABASABASA-
Karna dia terkejut, keruntuhan lain terlahir.
Kalau begini ndak bakal ada akhirnya.
“Tolong tahan kertas printout-nya jadi kita takkan
menghabiskan waktu lebih banyak.”
Mengatakannya dan membuatnya terkejut lagi, aku
meletakkan bawaanku dan mulai mengambili kertas printout
“Apakah sudah semuanya?”
Selagi menata kertas printout, aku bertanya pada siswi
tersebut untuk mengkonfirmasi.
“Ah-, umm ... mungkin, ya, harusnya sudah, benar aku ,
kira ... “
“Tolong yakinlah. Jika sudah, tolong bergegas dan
peganglah erat-erat agar kamu tak menjatuhkannya lagi.”
Setelah mengatakannya,
“Y-, Ya-, Ini sudah! Um, Makasih banyak!”
Gadis itu agak panik dan menunduk, hampir membuatnya
menjatuhkan itu lagi.
Aku bingung menahannya.
“Tak perlu terima kasih, jadi cepatlah pergi dan
peganglah yang benar.”
Ketika aku mengatakannya, siswi itu menuruni tangga dalam
kebingungan.
“Jujur .... Dia tak cocok dengan tugas ini .... “
Aku menghela nafas sekali selagi mengecek waktu.
“Ah- ... Sudah setelat ini? Aku bakal diceramahi lagi,
‘kan?”
Aku mengeluarkan helaan nafas lagi, selagi menuju ke
tangga dan mengumpulkan bawaanku.
“Lalu sekarang, haruskah aku bergegas?”
Membawa bawaanku, kuputuskan untuk bergegas.
.
.
.
. *past
tense
Pada waktu itu, bila aku tak terburu-buru dan menenangkan
diri ... Sekarang, tiap kali aku mengingat masa itu, Aku takkan luput karna
penasaran ...
Ketika aku menuruni beberapa tangga untuk bergegas
pulang, angin sepoi-sepoi lain melewati udara.
HYUUUUU… PASA…
Nampaknya selembar kertas printout runtuhan sebelumnya ada
yang ketinggalan.
Aku telah yakin aku telah mengambil semuanya...
Dan lalu, Bisakah ini disebut ‘kebetulan’ bahwa kertas
print out ada tepat dimana aku akan berpijak?
Dengan lincah aku berpijak pada kertas printout dengan
kekuatan besar dan membuat kakiku tergelincir.
Normalnya aku akan mendapatkan kembali keseimbanganku
dengan sesuatu selevel ini, dan sialnya kedua tanganku penuh membawa pedang
kayuku, tas dougi, tas sekolah dan kotak bekal.
Bahkan begitu, aku mencoba untuk mendapatkan
keseimbanganku.
Aku langsung memegang sandaran tangan.
Memikirkannya sekarang, itu mungkin ide buruk.
Bila mana aku dengan patuh jatuh pada pantatku, harusnya
lebih aman.
Dari semuanya, dengan tangan yang mencengkram pada
sandaran sebagai poros, aku berputar setengah lingkaran; dengan kata lain, sisi
tubuhku yang sebelumnya menatap ke bawah tangga, sekarang menatap puncak
tangga.
“Eh-, aii-, uwah-”
Kehilangan keseimbanganku, aku kalah pada gravitasi dan
gaya tolak, membuatku jatuh ke bawah tangga.
“Uwah-, sial-”
Terlepas dari jatuh, aku menyadari ketinggian tangga, dan
menyiapkan diri untuk ukemi.
Namun, untuk suatu alasan, situasinya tak seperti yang
aku duga. Benar. Untuk suatu alasan....
..*
..*
..*
..*
..*
..*
..*
..*
..*
Apa yang muncul dihadapanku pada tempat pendaratan
tangga, bukanlah keramik, namun sesuatu seperti lubang hitam.
..*
..*
..*
..*
..*
..*
..*
..*
..*
Benar. Seperti yang kau bayangkan.
ZURU-!
“Ai-, uwah-,
KYAAAAAAAAAAAAAaAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…”
..*
..*
..*
..*
..*
Tubuhku jatuh menuju ke tengah-tengah lubang hitam.
Oniichan
note :
dojikko(ドジっ娘) =
clumsy girl (especially of fictional characters whose clumsiness is a key
aspect of their characterisation)
moe(萌え)=
cuteness (term used in otaku culture)
ukemi(受け身)=
‘receiving body’ in Japanese martial arts; primarily refers to rolling in a
safe manner that redirects ‘fall damage’ (how it actually works is less
game-like)
(~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~
(~`.`)~ (~`.`)~ (~`.`)~
<= | INDEX | =>
~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~)
~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~) ~(‘.’~)