Tl : Zimsakuzai
Source : Estelion Secret Imouto / Imouto Site
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
43 - Teman Pertama
“… Fuuu ……”
Terguncang oleh punggung Neguseo, aku mengeluarkan uapan
besar menuju langit. Aku mengisap udara segar selagi menguap. Aku merasa
sedikit kedinginan.
“Aku ingin pakaian.”
Ini sangat tak terhindarkan. Aku ingin membeli entah
dimana sesegera mungkin, namun.... ini mustahil sampai aku melewati perbatasan.
Apa aku harus menggunakan selimut untuk menahannya?
Aku harus melewati pegunungan untuk mencapai republik
dari kerajaan.
Membahas bersama Neguseo, kami mulai ketika fajar hari
ini. Kelihatannya bakal lebih cepat bila ia berlari, aku aku menghentikannya,
karna itu membuatku tak nyaman.
“Sudah ya, aku akan tidur lagi.”
“Arge, bukankah kau baru saja bangun?”
“Yah, ada yang salah dengan itu?”
“...Tidak, tak ada.”
Berbicara seperti tenggorokannya merasa lelah, Neguseo
lanjut berjalan. Kelihatannya pikirannya melayang entah kemana, atau caranya
berjalan jadi lebih liar.
... Apakah aku berkata sesuatu yang aneh?
I have doubts, but if Neguseo says nothing, I do not have
to ask him for details. It is troublesome.
Aku agak ragu, namun bila Neguseo berkata tak ada, aku
tak perlu mnanyakan detailnya. Ini menyusahkan.
“Beritahu aku bila engkau lapar, lelah, atau haus.”
Aku mengabaikan keraguan difikiranku dan menutup mataku
untuk tidur. Setelah pemandangan tertutup, rasa kantuk datang. Namun lalu aku
merasakan sesuatu ketika aku mencoba tidur.
“Neguseo, bisakah berhenti sebentar? Karna kufikir bahwa
aroma ini dari gadis itu.”
“Oh, kelihatannya dia mendekat.”
Karna kami juga saling berbagi aroma, mudah untuk saling
mengerti. Neguseo menghentikan langkahnya.
Aroma jemu serigala dan aroma manis gadis. Ini pasti milik
Kuzuha-chan. Kelihatannya bau asin dari kemarin telah hilang. Pasti dia sudah
mandi.
Rangsangan aroma
menjadi lebih dan lebih kuat, jadi jelas, dia menuju kearah kami. Ketika
menolehkan mataku, warna serigala melayang di padang.
“Arge-san!”
Memanggilku dengan suara yang keras, Kuzuha-chan berlari
lebih cepat. Dia tak berpakaian hancur-hancuran lagi. Kimononya tergambar mawar
merah seperti yang dipakai ibunya, itu benar-benar pakaian yang lebih baik dari
pada sebelumnya.
Jumlah ekornya bertambah dari dua menjadi tiga. Apakah ia
naik level?
Dia mengayunkan ketiga ekornya dan mendatangiku,
pernafasannya masih ringan.
Dia menenteng tas punggung sebesar tubuhnya sekarang.
Bukankah dia akan kelelahan bila dia berlari sekuat tenaga dengan kondisi
begitu?
“Arge-san!”
“Oh, ya.... kenapa?”
“Kenapa kau tak menungguku!?”
“...Huh?” Aku tak paham arti kata yang dia maksud padaku
dan itu menyangkut di kepalaku. .... menunggu? Kenapa?
Untukku yang tak mengerti artinya, Kuzuha-chan menjadi tambah
marah. Dia meletakkan tas yang ia tenteng ke tanah dan menatap padaku dengan tatapan
kuat.
“Hei, Arge-san, aku berkata ‘aku pergi’ dan aku masih
meninggalkan tubuh ibundaku disana bukan?
“Ya, kau benar.”
“Jika begitu, bukankah normalnya kau mengira bahwa aku
akan kembali? Kenapa kau tak menungguku? Setelah melakukan upacara pemakaman
ibuku, aku harus mengejarmu tergesa-gesa sampai sekarang.”
“Bukan, aku juga mengira kau akan kembali, namun peranku
telah selesai. Aku menerima permintaan ma’af dari salah tembak dan membalas
budi untuk makanannya. Jadi kukira aku bisa pergi.”
“.... Kau, kau tak punya teman?”
Aku diceramahi dengan tatapan menyakitkan. Ini benar,
tiada orang yang kutahu adalah temanku. Aku tak pernah berfikir bahwa aku ingin
teman. Aku hanya menerima apa yang diberikan, sebagai pemberian.
“Ya, aku tak punya siapapun.”
“Waah, jadi gitu.... Tidak, aku tak boleh berkata terlalu
banyak tentang temanku. Namun aku telah diberi tahu dengan benar oleh ibuku!
Caranya jalan-jalan dengan teman! Persiapannya sempurna!”
... Itu bukan teman udara, bukan? (Kuzai : Yah mungkin
kayak teman gelembungnya kotak kuning)
Kufikir, namun aku tak mengatakannya. Karna Kuzuha-chan
bakal sombong jika aku mengatakan apapun.... Bukan, kukira terkesan buruk bila
aku meladeninya sekarang.
Kuzuha-chan mengangkat tas besarnya dan berjalan ke
dimana aku berada, dan menepuk tubuh Neguseo. Lalu dia melihat padaku dan
berkata:
“Itulah mengapa aku berharap padamu dari sekarang.”
“.... . . . .? Apa maksudmu?”
“Aku ingin berterima kasih jadi aku akan mengikuti
Arge-san.”
“.... Kenapa sebegitunya, Kuzuha-chan, kau bahkan tak
tahu kemana aku pergi?”
Aku tak mengerti maksudnya, aku tak paham niatanya.
Setelah memalas budi waktu itu, itu harusnya mengakhiri hubungan kami, namun
masih saja, aku tak bisa paham yang ia katakan padaku sekarang. Ketika aku
masih ragu-ragu, Kuzuha-chan tersenyum bahagia untuk suatu alasan, menatap
padaku. Wajahnya agak kelihatan seperti ibunya.
“Kemanapun kamu, aku akan kesana. Dan jika itu kau, yang
memberitahuku aku bisa hidup semaunya. Bukankah yang ingin kau katakan adalah
‘aku bebas untuk mengikutimu?’
“... Aku hanya berkata kamu bisa hidup semaumu.”
Itulah kata yang kuberitahukan padanya, aku tak bisa
menolaknya. Karna aku tak ingin melukai kebebasan seseorang, kebebasanku akan
terlukai. Aku tak ingin melakukan itu, aku bahkan tak bisa merawat diriku
sekarang dan aku harus merawat gadis lain. Aku hanya bekerja untuk membalas
budi pada seseorang. Untungnya, kami punya banyak makanan dan air, dan tas
besar itu juga tersedia untuk Kuzuha-chan. Kelihatannya tak masalah bahkan bila
aku membawanya bersamaku.
“Sebagai temanku, aku berharap padamu, Arge-san!”
“Uhm, makasih.”
Walaupun aku tak mengerti dengan baik, aku disetujui
sebagai teman, dan susah untuk menolak. Jumlah orang yang melakukan perjalanan tanpa
diduga meningkat, namun yang harus kulakukan tak berubah.
Tinggalkan kerajaan dan mencari seseorang yang akan
merawatku seumur hidup. Itu saja.
“Ayo lanjut, Neguseo.”
“Aku paham.”
“Oh, tolong tunggu! Pakaian Arge-san dulu!”
“Apakah kau membawa pakaian bersamamu?”
“Tidak, aku akan membuatnya sekarang, jadi tenanglah....
Ayolah!”
Kuzuha-chan menyeretku untuk turun.
... Aku bisa merajut.
Aku bisa merajut pakaian yang rusak, namun menakjubkan untuk
membuat pakaian dari ketiadaan. Agaknya ia keras kepala, namun aku bersyukur
bila aku bisa memakai pakaian, jadi aku dengan patuh turun dari Neguseo
“.... Aku hanya disekitar sini, kita akan berangkat
ketika kau selesai lagi.”
“Mengerti”
“Kukira ini akan selesai sehari, tak apa?”
“Tak masalah, nona muda.”
Kelihatannya dia sungguh peduli dengan tubuhku, dan
Neguseo menjauh. Aku tak masalah ia melihat tubuhku, namun karna ia sendiri
merasa terganggu akan buruk bila terungkap. Ayo tinggalkan ia sendiri.
“yah lalu, um, apakah kau ingin pengukuran?”
“Ya.... aku tak dengan hati-hati membuat pakaian yang
cocok .... Ha~aaa ... Arge-san kulitmu putih!”
“Begitukah? Mungkin karna aku vampir?”
“... Lalu, apakah kau tak apa dengan sinar mentari? Ibuku
memberitahuku, sejak dulu kala vampir adalah ras dengan kekuatan sihir
beratribut kegelapan, dan ketika mereka terkena sinar mentari yang mana atribut
suci, mereka akan menerima rasa sakit yang menghancurkan....”
“Karna aku punya toleransi ketahanan cahaya mentari dan
suci pada tingkat tinggi, tak apa. Yah haruskah kita kembali bekerja?”
“Ya, tolong tetap begitu saja, aku akan megukur dan
membuat pakaian sekarang.”
“Begitukah.”
Aku tak tahu alasannya, namun Kuzuha-chan mengayunkan
telinga dan ekornya dengan perasaan senang. Aku penasaran kenapa. Aku ingin
tahu alasan mengapa ia begitu bahagia, menjadi temanku takkan bermanfaat
apapun.
...Teman, kah?
Kata yang tak pernah kufikirkan sebelumnya. Keberadaan
kesadaran pertama. Aku menggulung kata yang belum pernah kusadari dikepalaku
dan mengeluarkan selimutku.
Hembusan angin seikit dingin untuk kulit, namun juga
nyaman. Aku menutup mataku dan meninggalkan sisanya pada Kuzuha-chan. Masih
banyak keraguan, namun kau bisa merasakannya ketika kau menutup matamu.
AH, aku ingin selesai lebih cepat dan tidur siang.
————————————————————————————
Catatan Penulis :
Inilah penyelesaian cerita Kuzuha-kun. Terima kasih
banyak. Cinta yang bahkan tak bertunas. Sampai jumpa lagi.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++