Kamis, 21 September 2017

Arge Chapter 37

Terima Kasih sudah datang...


Tl : Zimsakuzai
Source : Estelion Secret Imouto / Imouto Site

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
<< | Index | >>
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||


37 – Serigala dan Makan Malam

“Arge-san, Arge-san, tolong bangun.” Aku mendengar suara Kuzuha-chan.
“Ni ~yamu.”
Dengan patuh mendengarkannya dan bangun. Mendorong diriku, yang masih mengantuk. Aku melihat pada lubang di langit-langit, melihat langit berbintang. Sekarang kufikir lagi, gubuk ini; apa yang ia lakukan bila hari sedang hujan atau bersalju?
 “Masih malam?” aku menyanggah.

“Ini sudah malam, kau tidur terlalu nyenyak.”

“E he he, itusih ndak ada apa-apanya~”

“Aku tak memujimu!! Kenapa suaramu terdengar lembut, namun wajahmu terlihat serius?”

“Itu bakat vampir.”

“Oh jadi begitu, menakjubkan!”
Selagi menatapku dengan perhatian, Kuzuha-chan terlihat teryakinkan. Mempercayaiku pada sesuatu yang lucu, betapa mudah tertipunya gadis kecil ini? Karna aku tidur di jerami berbulu, tubuhku tak terasa kaku. Namun karna kebiasaan, aku merenggangkan tubuh, lenganku kuluruskan ke udara untuk meluruskan punggungku. 
“Nii yam~” Benar, menyegarkan.
 “Arge-san, Depan! Depanmu!”

“Fu nya? Aa, Ma’af.”
Kelihatannya selimutku lepas, karna Kuzuha-chan terlihat terganggu, Aku menanriknya melingkupiku. Aku tak terlalu peduli; yah inikan salahnya membuatku tak punya pakaian apapun, dan kufikir dia telah melihat segalanya ketika dia membakarku dengan mantra api pertamanya. Namun tak sopan membuat gadis kecil melihatku seperti ini.

Setelah perenganggangan diriku, aku mengeluarkan selimut lain, mamakaikannya di tubuhku dan bangun dari jerami, sebelum menyadari dua makanan terbaris di tanah.
 “Apa ini?”

Aku tahu kelihatannya makanan namun, sungguh? Piringnya sendiri rata dan bulat, mangkuknya sedikit dalam. Kukira ini sejenis sup. Yang tak kumengerti adalah apa itu. Susah dikatakan sup; warnanya kuning keputihan dan kelihatannya lengket. Begitu disebut makanan? Diatas itu, aku mencium bau asam keringat dari itu.  

...inikah, bubur busuk?

Aku hanya menyebutnya begitu; sulit ini disebut makanan, tak peduli bagaimana kau melihatnya, bahkan lebih buruk dari makanan anjing. Kuzuha-chan duduk didepan makanan itu, dengan kedua tangannya dikatupkan untuk  pemberkatan. Rambut panjangnya didorang kebelakang jadi takkan menganggu; dan lalu membungkuk.
“Itadakimasu ~wa”  (Itadakimasu: makasudnya kayak “let eat” atau “bon appetit” po “ayo mangan na”)

“Tunggu sebentar”
Hampir dengan pergerakan refleks, aku mengambil makanan dari depannya. Dan meletakkannya ke Kantong Darah, aku melakukannya dengan bagianku.
“…Arge-san?”

Kuzuha-chan memberikan pendangan aneh.

Walau dia coba memakannya, ini buruk, aku tak bisa biarkan dia memakan sesuatu seperti ini.

...ini akan menghancurkan perutmu.

Ini tak bagus memakan sesuatu yang bahkan tak bisa disebut makanan. Ini menbuatku jijik bahkan hanya dengan melihatnya, terlebih lagi, melihat seseorang memakannya. Kufikir anak-kecil harus makan makanan segar dan bernutrisi. Mungkin dia memakan hal tersebut setiap hari, namun aku tak bisa membiarkan bila aku disini.

“...itu perayaan. Apakah ini makanan dari penguasa?” Kubertanya.

“Yah, iya, aku mendapatkannya ketika Arge-san tidur, ma’af bila tak layak, namun... kau baru saja memakannya, bukan?”

“Ya, vampir bisa makan dari tangan mereka.”

“Benarkah?!”

“Ya, aku bahkan bisa makan dari sikuku.”

“Wow, menakjubkan!”

Ya, dia sungguh mempercayai itu, karna sedikit menyenangkan, aku membiarkannya sekarang. Karna mata kucing menyilaukan itu, bukan, mata serigala, sungguh imut. Setelah menciduk “benda itu’ aku mengeluarkan beberapa kacang dari Kantong Darah, memberikannya pada Kuzuha-chan.

Kau lebih baik makan ini; itu jauh lebih baik dari pada memakan sesuatu yang tak bisa kusebut makanan.

“Aku minta ma’af memakan seluruh makananmu. Jadi, ini permintaan ma’afku.” Ku berkata.

“...tidak, tak apa, aku baik-baik saja.:

“Sekalipun begitu, aku masih harus meminta ma’af.”

“…Arigatō gozaimasu ~wa”  (Arigatō gozaimasu: artine “thank you very much”, “matur suwun sanget”, atau “Terima kasih banyak”)

Kuzuha-chan mulai makan buah-buahan, memundukkan kepala kecilnya lebih dalam ketika mengucapkan “itadakimasu ~wa’; sepertinya dia merasakan niatku. Aku tak perlu makan beberapa hari, dan aku masih memiliki banyak makanan. Karna Neguseo kelihatannya memakan rumput yang tumbuh di jalan, memberikan Kuzuha-chan buah harusnya tak masalah. Setelah menunggu Kuzuha-chan menyelesaikan makannya. Aku mulai berbicara.

“Apakah Kuzuha-chan puah dengan bagaimana kau dirawat?” kubertanya.

“Apa maksudmu?”

“hidup terpisah dengan ibumu, dan hidup disini sendiri. Diberikan makanan seperti ini, apa kau tak merasa sakit?”

“..Ibundaku melakukan yang terbaik, aku tak bisa egois mengharapkan apapun.”

“Begitukah... bukankah kamu kesepian?”

“...hanya sedikit; aku tak melihatnya beberapa bulan. Penguasa memberitahuku setiap waktu bahwa Ibundaku masih melakukan yang terbaik... Namun aku ingin mendengarnya langsung dari pada dari Penguasa.”

Kufikir penguasa itu, dan orang tuanya mengerikan, namun ketika aku mendengar rincian cerita Kuzuha-chan, kukira keadaan sebetulnya berbeda.

...Apakah orang tuanya kayak ini juga?

Jika anak seperti orang tua yang mudah dibohongi, aku bisa mengerti keadaannya sekarang. Aku tak bermaksud orang tuanya pasti tidak ingin merawat anaknya dengan buruk, namun persoalan ini, sepertinya penguasanya yang buruk.


Aku menatap pada piring Kuzuha-chan, sepertinya dia telah selesai makan. Lalu aku menyerap kepiring kembali ke Kantong Darah. Aku teringat pada makanan yang disiapkan Kuzuha-chan. Aku bahkan tak merasa dia diberikan makanan layak, namun untuknya ini ramah tamah dari penguasa.

“Ma’af Kuzuha-cah, aku perlu keluar sebentar.”

“Kemana kamu pergi?”

“karna aku kenyang, aku akan jalan-jalan, dan jangan kuatir, jika kau tidur sebelum aku pulang.”

Aku tak menunggu balasan Kuzuha-chan sebelum berdiri, dan menuju pintu keluar.

Mendorong pintu papan hancur yang tak bisa lagi menutup jalan masuk, aku pergi keluar.

“Yah, bisakah aku berangkat?”

Aku tidur nyenyak dan juga sudah makan.

Karenanya, aku menghormati kebaikan Kuzuha-chan.

Berkonsentrasi pada bau sekitar, aku menemukan bau manusia. Mungkin desa kecil, karna aku tak menciumnya sekuat Arlescha. Aku meletakkan kembali selimut dikantong darah dan mengubah tubuhku menjadi kelelawar.

...Kukira kali ini aku akan memberikan rasa terima kasih.

Aku sebetulnya tak menikmati makanan tersebut, namun bukan masalah. Apa yang penting bagiku adalah bagaimana aku merasakannya. Pelayanannya sebelumnya sudah cukup bagiku, sekarang aku yang merasa susah.

Aku akan menemui ibunya, memastikan kebenaran, dan membawanya kembali, jika mungkin.


Aku akan mengembalikan kebaikan yang kuterima.

Jadi aku mengayunkan sayap kelelawarku, mendorongku maju. Karna menyusahkan, jadi aku memilih jarak terpendek, garis lurus.
Tl : Zimsakuzai
Source : Estelion Secret Imouto / Imouto Site
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
<< | Index | >>
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

36 – Balasan Serigala

 “Aku minta ma’af karna menyerangmu...”

“Tidak-tidak, tak masalah, selama kau merasa bersalah.”

Gadis serigala dengan dalam menundukkan kepalanya. Jadi aku menyadari diriku sedang menenangkannya, berkata ‘tak apa’ selagi mengamati rumahnya.

Atau... kandang?

Setelah pertarungan kami, dia membawaku ke ruangan yang menyedihkan. Bangunan kayu yang tak rampung, atau didekorasi dengan kasur dan kebutuhan harian. Tak ada yang bisa disebut perabotan di rumah ini. Walau, aku bilang tak ada apapun, aku hanya bisa menunjuk gundukan jerami di sudut untuk istirahat. Tambah mengenaskannya, ada lubang di atap dan dinding, membuat rumah ini tak bisa melindungi siapapun dari hujan dan angin.

Jauh dari kandang, ini mirip dengan ruang penyimpanan makanan kuda yang hancur; bangunan yang strukturnya sudah lama hancur. Tak ada rumah pribadi disekitar, jadi ku merasa bahwa dia hidup kesepian di tempat ini.

Membahas soal kuda, aku bergerak terpisah dengan Neguseo sekarang. Karna kami memiliki Kontrak Darah, jika aku butuh dia aku bisa langsung memintanya untuk datang. Kami bertindak secara terpisah karna tak ada ruang yang pas untuknya.

Selagi terus berfikir, aku masih menghadapi loli serigala yang meminta-ma’af; yang akhirnya dia mengangkat kepalanya.

 “Namaku Kuzuha.”

“Lalu kau kupanggil Kuzuha-chan. Dan kamu bisa memanggilku Arge”

“Aku mengerti...tentang itu...uhm...aku ingin memberikan Arge-san sesuatu, sebagai permintaan ma’af...jika mungkin. Aku ingin melakukan sesuatu atau memberi sesuatu, dari pada hanya meminta ma’af, namun... Ugh, jika ada sesuatu yang bisa kulakukan, aku akan mencobanya, sejauh yang kubisa.”

“Hm, begitukan?”

Kelihatannya, Kuzuha-chan sangat miskin; pakaiannya compang-camping dan rumahnya berada di bangunan hancur. Dia sendiri mengatakan ‘sejauh yang aku bisa’ jadi aku tak banyak berharap.

...Aku lebih baik tak dirawat oleh loli.

Lebih baik, sebagai orang dewasa, aku tak mengira bakal wajar untuk meminta apapun dari anak kecil. Anak-anak adalah keberadaan yang harus dilindungi. Walau nadanya tenang dan dia bukan manusia, walau aku tak yakin akan umurnya...

Walau aku tak bisa mengira umur pastinya, dia kelihatan seperti anak kecil, tindakanya masih belum dewasa sampai aku hanya bisa melihatnya sebagai pribadi yang sangat muda. Karna aku hanya bisa mengamati dari penampilan, dan atmosfirnya, dimataku dia hanyalah loli, membuatnya tak bisa jadi target parasit.

Loli-baba juga bersuara loli, namun dia kelihatannya keberadaan mirip Tuhan berumur panjang, jadi dia adalah kandidat parasit. Orang itu, tidak... mungkin aku harus memanggilnya Dewi? Namun dia hanyalah pilihan, Aku penasaran apakah dia akan menerimanya, dan merawatku seumur hidup.

Kukira, jika ada sesuatu yang kuinginkan, itu pakaian. Namun diberi pakaian rusak Kuzuha, ditambah gaya tanpa cawat.
.
.
.

Bagaimana bisa aku bisa mengaharapkan pakaian darinya, bahkan ketika dia tak memiliki pakaian untuk dirinya sendiri? Ini menyusahkan.

Karna serangan itu, aku menutup diriku dengan selimut tipis, namun aku juga ingin menghindari orang lain agar tak disangka orang cabul.

“Untuk sekarang, apa yang kuinginkan...pakaian?”

“Yah... aku minta ma’af...”

Ya, aku tahu, itu permintaan mustahil...

Namun berfikir kembali, kenapa dia tinggal seperti ini? Aku ingin menanyainya, namun karna cerita panjang itu melelahkan. Aku pasti akan tidur di pertengahan. Jadi, aku lebih baik tidak bertanya sejak awal. Oh kelihatannya dia ingin menjelaskannya.

“Sebetulnya, aku kemari karna perintah...jika aku dapat hadiah darinya, kufikir aku bisa sedikit membalasmu...”

Kuzuha-chan kelihatannya bersedih ketika mengucapkan hal itu, ekornya turun. Aku tak ingin anak kecil sedih, aku perlu mendengar ceritanya. Aku harus berhati-hati agar tak tidur.

 “Ibuku tercinta bekerjasama dengan penguasa.”

“..Bekerja sama?”

“Ya, dia meminta bantuan ibuku tercinta, dia berjanji bahwa dengan bantuannya, dia akan bisa menciptakan sesuatu yang cukup kuat untuk melindungi kerajaan.. Karna dia Kitsune lembut dan berpatriot, dia setuju.”

“Hmmm... lalu, apa yang kepala sebenarnya lakukan?”

“Kudengar mereka menelti senjata yang bisa mengakhiri perang dengan kekaisaran dan kerajaan, Tanah ini telah hancur berkat perang antara kekaisaran dan kerajaan yang mana juga mempengaruhi kami Ras Beast. Ibunda bekerja keras karnanya.”

“A..a… fuu~”

“Arge-san?”

“Tidak, tidak, tak apa.”

Aku tak bisa memungkirinya, karna ceritanya panjang, aku jadi lelah dan menguap. Aku mengantuk, namun walau lelah, aku tahu bahwa dia telah ditipu.

...Ibundanya merawat anaknya seperti ini?

Membuatnya hidup di kandang hancur, memakai pakaian rusak, lalu memakaikan ban leher. Dia mungkin tak menyadari bahwa dia ditipu. Kuzuha-chan, kau bodoh... Tidak, terlalu awal untuk menilai, aku tak tahu apa yang difikirkan orang tuanya.

Aku penasaran apakah tak apa mencampuri, menganggu perang antar negara, atau begitulah, kelihatannya sedikit...

Cerita Kuzuha terus berlanjut, dan kuputuskan untuk memperhatikan. Kesimpulannya, “Ibundanya bekerja keras untuk kebaikan kami”, cerita sederhana yang tak diingatnya secara detail.

“...Itulah mengapa aku tak bisa pergi dari sini, jadi aku tak punya sesuatu untuk diberikan, kuharap aku bisa melakukan sesuatu untukmu...”

“Tidak, tidak, kau tak perlu khawatir.”

Dia hanya anak kecil, jadi bukan target parasit, ditambah lagi, dia memiliki masalahnya sendiri. Jadi aku tak bisa meminta apapun dan aku tak bisa mengharapkannya tuk melakukan apapun untuk meminta ma’af, namun dia sangat merasa bersalah.

Kelihatannya dia takkan mema’afkan dirinya sampai aku mendapat sesuatu darinya. Aku penasaran bila ada sesuatu.

“… Ah”

Itu dia...

Permintaan ma’af yang sempurna, berada disampingku. Terinspirasi, aku menunjukkan ideku, membuatnya menyadarinya. Bingung melihat jariku mengikuti apa yang aku tunjuk.

 “Jerami, kelihatannya sungguh nyaman, biarkan aku tidur siang disana? Jika kau ingin terma’afkan, aku ingin tidur siang dengan nyaman.” Kataku.

“Eee!”

“Ada yang salah?”

“Yah, hanya mengapa? Kau yakin?”

“Apakah ada yang salah?”

“Yah, tak masalah... namun...”

“Lalu, selamat malam.”

Karna aku mendapatkan persetujuannya, Kuputuskan terbaring tanpa ragu. Karna aku telanjang, jerami menusuk kulitku, jadi aku menarik selimut dari Kantong darahku dan berbaring, menutup diriku dengan itu. Yaah, ini berbulu, jadi tak buruk.

“Uhm… Arge-san?”

Aku bisa mendengarnya mengatakan sesuatu, namun karna sudah kudapatkan persetujuannya. Aku putuskan untuk tidur.

Ah... benar, aku harus memberi tahu Neguseo, jadi kufikir ‘Aku tidur siang, waktu itu, lakukan apapun yang kau mau’ Dan lalu mengirimkan pesan itu. Oleh karna itu aku tak perlu khawatir tentang apapun lagi.

Selamat malam.


++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
<< | Index | >>
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||