Tl : Zimsakuzai
Source : Estelion Secret Imouto / Imouto Site
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
37 – Serigala dan Makan Malam
“Arge-san, Arge-san, tolong bangun.” Aku mendengar suara
Kuzuha-chan.
“Ni ~yamu.”
“Ni ~yamu.”
Dengan patuh mendengarkannya dan bangun. Mendorong
diriku, yang masih mengantuk. Aku melihat pada lubang di langit-langit, melihat
langit berbintang. Sekarang kufikir lagi, gubuk ini; apa yang ia lakukan bila
hari sedang hujan atau bersalju?
“Masih malam?” aku
menyanggah.
“Ini sudah malam, kau tidur terlalu nyenyak.”
“E he he, itusih ndak ada apa-apanya~”
“Aku tak memujimu!! Kenapa suaramu terdengar lembut,
namun wajahmu terlihat serius?”
“Itu bakat vampir.”
“Oh jadi begitu, menakjubkan!”
Selagi menatapku dengan perhatian, Kuzuha-chan terlihat
teryakinkan. Mempercayaiku pada sesuatu yang lucu, betapa mudah tertipunya
gadis kecil ini? Karna aku tidur di jerami berbulu, tubuhku tak terasa kaku.
Namun karna kebiasaan, aku merenggangkan tubuh, lenganku kuluruskan ke udara
untuk meluruskan punggungku.
“Nii yam~” Benar, menyegarkan.
“Arge-san, Depan!
Depanmu!”
“Fu nya? Aa, Ma’af.”
Kelihatannya selimutku lepas, karna Kuzuha-chan terlihat
terganggu, Aku menanriknya melingkupiku. Aku tak terlalu peduli; yah inikan
salahnya membuatku tak punya pakaian apapun, dan kufikir dia telah melihat
segalanya ketika dia membakarku dengan mantra api pertamanya. Namun tak sopan
membuat gadis kecil melihatku seperti ini.
Setelah perenganggangan diriku, aku mengeluarkan selimut
lain, mamakaikannya di tubuhku dan bangun dari jerami, sebelum menyadari dua
makanan terbaris di tanah.
“Apa ini?”
Aku tahu kelihatannya makanan namun, sungguh? Piringnya
sendiri rata dan bulat, mangkuknya sedikit dalam. Kukira ini sejenis sup. Yang
tak kumengerti adalah apa itu. Susah dikatakan sup; warnanya kuning keputihan
dan kelihatannya lengket. Begitu disebut makanan? Diatas itu, aku mencium bau
asam keringat dari itu.
...inikah, bubur busuk?
Aku hanya menyebutnya begitu; sulit ini disebut makanan,
tak peduli bagaimana kau melihatnya, bahkan lebih buruk dari makanan anjing.
Kuzuha-chan duduk didepan makanan itu, dengan kedua tangannya dikatupkan
untuk pemberkatan. Rambut panjangnya
didorang kebelakang jadi takkan menganggu; dan lalu membungkuk.
“Itadakimasu ~wa” (Itadakimasu: makasudnya kayak
“let eat” atau “bon appetit” po “ayo mangan na”)
“Tunggu sebentar”
Hampir dengan pergerakan refleks, aku mengambil makanan
dari depannya. Dan meletakkannya ke Kantong Darah, aku melakukannya dengan
bagianku.
“…Arge-san?”
Kuzuha-chan memberikan pendangan aneh.
Walau dia coba memakannya, ini buruk, aku tak bisa
biarkan dia memakan sesuatu seperti ini.
...ini akan menghancurkan perutmu.
Ini tak bagus memakan sesuatu yang bahkan tak bisa
disebut makanan. Ini menbuatku jijik bahkan hanya dengan melihatnya, terlebih
lagi, melihat seseorang memakannya. Kufikir anak-kecil harus makan makanan
segar dan bernutrisi. Mungkin dia memakan hal tersebut setiap hari, namun aku
tak bisa membiarkan bila aku disini.
“...itu perayaan. Apakah ini makanan dari penguasa?”
Kubertanya.
“Yah, iya, aku mendapatkannya ketika Arge-san tidur,
ma’af bila tak layak, namun... kau baru saja memakannya, bukan?”
“Ya, vampir bisa makan dari tangan mereka.”
“Benarkah?!”
“Ya, aku bahkan bisa makan dari sikuku.”
“Wow, menakjubkan!”
Ya, dia sungguh mempercayai itu, karna sedikit
menyenangkan, aku membiarkannya sekarang. Karna mata kucing menyilaukan itu,
bukan, mata serigala, sungguh imut. Setelah menciduk “benda itu’ aku mengeluarkan
beberapa kacang dari Kantong Darah, memberikannya pada Kuzuha-chan.
Kau lebih baik makan ini; itu jauh lebih baik dari pada
memakan sesuatu yang tak bisa kusebut makanan.
“Aku minta ma’af memakan seluruh makananmu. Jadi, ini
permintaan ma’afku.” Ku berkata.
“...tidak, tak apa, aku baik-baik saja.:
“Sekalipun begitu, aku masih harus meminta ma’af.”
“…Arigatō gozaimasu ~wa” (Arigatō gozaimasu: artine
“thank you very much”, “matur suwun sanget”, atau “Terima kasih banyak”)
Kuzuha-chan mulai makan buah-buahan, memundukkan kepala
kecilnya lebih dalam ketika mengucapkan “itadakimasu ~wa’; sepertinya dia
merasakan niatku. Aku tak perlu makan beberapa hari, dan aku masih memiliki
banyak makanan. Karna Neguseo kelihatannya memakan rumput yang tumbuh di jalan,
memberikan Kuzuha-chan buah harusnya tak masalah. Setelah menunggu Kuzuha-chan
menyelesaikan makannya. Aku mulai berbicara.
“Apakah Kuzuha-chan puah dengan bagaimana kau dirawat?”
kubertanya.
“Apa maksudmu?”
“hidup terpisah dengan ibumu, dan hidup disini sendiri.
Diberikan makanan seperti ini, apa kau tak merasa sakit?”
“..Ibundaku melakukan yang terbaik, aku tak bisa egois
mengharapkan apapun.”
“Begitukah... bukankah kamu kesepian?”
“...hanya sedikit; aku tak melihatnya beberapa bulan.
Penguasa memberitahuku setiap waktu bahwa Ibundaku masih melakukan yang
terbaik... Namun aku ingin mendengarnya langsung dari pada dari Penguasa.”
Kufikir penguasa itu, dan orang tuanya mengerikan, namun
ketika aku mendengar rincian cerita Kuzuha-chan, kukira keadaan sebetulnya
berbeda.
...Apakah orang tuanya kayak ini juga?
Jika anak seperti orang tua yang mudah dibohongi, aku
bisa mengerti keadaannya sekarang. Aku tak bermaksud orang tuanya pasti tidak
ingin merawat anaknya dengan buruk, namun persoalan ini, sepertinya penguasanya
yang buruk.
Aku menatap pada piring Kuzuha-chan, sepertinya dia telah
selesai makan. Lalu aku menyerap kepiring kembali ke Kantong Darah. Aku
teringat pada makanan yang disiapkan Kuzuha-chan. Aku bahkan tak merasa dia diberikan
makanan layak, namun untuknya ini ramah tamah dari penguasa.
“Ma’af Kuzuha-cah, aku perlu keluar sebentar.”
“Kemana kamu pergi?”
“karna aku kenyang, aku akan jalan-jalan, dan jangan
kuatir, jika kau tidur sebelum aku pulang.”
Aku tak menunggu balasan Kuzuha-chan sebelum berdiri, dan
menuju pintu keluar.
Mendorong pintu papan hancur yang tak bisa lagi menutup
jalan masuk, aku pergi keluar.
“Yah, bisakah aku berangkat?”
Aku tidur nyenyak dan juga sudah makan.
Karenanya, aku menghormati kebaikan Kuzuha-chan.
Berkonsentrasi pada bau sekitar, aku menemukan bau
manusia. Mungkin desa kecil, karna aku tak menciumnya sekuat Arlescha. Aku
meletakkan kembali selimut dikantong darah dan mengubah tubuhku menjadi
kelelawar.
...Kukira kali ini aku akan memberikan rasa terima kasih.
Aku sebetulnya tak menikmati makanan tersebut, namun
bukan masalah. Apa yang penting bagiku adalah bagaimana aku merasakannya.
Pelayanannya sebelumnya sudah cukup bagiku, sekarang aku yang merasa susah.
Aku akan menemui ibunya, memastikan kebenaran, dan
membawanya kembali, jika mungkin.
Aku akan mengembalikan kebaikan yang kuterima.
Jadi aku mengayunkan sayap kelelawarku, mendorongku maju.
Karna menyusahkan, jadi aku memilih jarak terpendek, garis lurus.
Tl : ZimsakuzaiSource : Estelion Secret Imouto / Imouto Site
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
<< | Index | >>
36
– Balasan Serigala
“Aku minta ma’af
karna menyerangmu...”
“Tidak-tidak, tak masalah, selama kau merasa bersalah.”
Gadis serigala dengan dalam menundukkan kepalanya. Jadi
aku menyadari diriku sedang menenangkannya, berkata ‘tak apa’ selagi mengamati
rumahnya.
Atau... kandang?
Setelah pertarungan kami, dia membawaku ke ruangan yang
menyedihkan. Bangunan kayu yang tak rampung, atau didekorasi dengan kasur dan
kebutuhan harian. Tak ada yang bisa disebut perabotan di rumah ini. Walau, aku
bilang tak ada apapun, aku hanya bisa menunjuk gundukan jerami di sudut untuk
istirahat. Tambah mengenaskannya, ada lubang di atap dan dinding, membuat rumah
ini tak bisa melindungi siapapun dari hujan dan angin.
Jauh dari kandang, ini mirip dengan ruang penyimpanan
makanan kuda yang hancur; bangunan yang strukturnya sudah lama hancur. Tak ada
rumah pribadi disekitar, jadi ku merasa bahwa dia hidup kesepian di tempat ini.
Membahas soal kuda, aku bergerak terpisah dengan Neguseo
sekarang. Karna kami memiliki Kontrak Darah, jika aku butuh dia aku bisa
langsung memintanya untuk datang. Kami bertindak secara terpisah karna tak ada
ruang yang pas untuknya.
Selagi terus berfikir, aku masih menghadapi loli serigala
yang meminta-ma’af; yang akhirnya dia mengangkat kepalanya.
“Namaku Kuzuha.”
“Lalu kau kupanggil Kuzuha-chan. Dan kamu bisa
memanggilku Arge”
“Aku mengerti...tentang itu...uhm...aku ingin memberikan
Arge-san sesuatu, sebagai permintaan ma’af...jika mungkin. Aku ingin melakukan
sesuatu atau memberi sesuatu, dari pada hanya meminta ma’af, namun... Ugh, jika
ada sesuatu yang bisa kulakukan, aku akan mencobanya, sejauh yang kubisa.”
“Hm, begitukan?”
Kelihatannya, Kuzuha-chan sangat miskin; pakaiannya
compang-camping dan rumahnya berada di bangunan hancur. Dia sendiri mengatakan
‘sejauh yang aku bisa’ jadi aku tak banyak berharap.
...Aku lebih baik tak dirawat oleh loli.
Lebih baik, sebagai orang dewasa, aku tak mengira bakal
wajar untuk meminta apapun dari anak kecil. Anak-anak adalah keberadaan yang
harus dilindungi. Walau nadanya tenang dan dia bukan manusia, walau aku tak
yakin akan umurnya...
Walau aku tak bisa mengira umur pastinya, dia kelihatan
seperti anak kecil, tindakanya masih belum dewasa sampai aku hanya bisa
melihatnya sebagai pribadi yang sangat muda. Karna aku hanya bisa mengamati
dari penampilan, dan atmosfirnya, dimataku dia hanyalah loli, membuatnya tak
bisa jadi target parasit.
Loli-baba juga bersuara loli, namun dia kelihatannya
keberadaan mirip Tuhan berumur panjang, jadi dia adalah kandidat parasit. Orang
itu, tidak... mungkin aku harus memanggilnya Dewi? Namun dia hanyalah pilihan,
Aku penasaran apakah dia akan menerimanya, dan merawatku seumur hidup.
Kukira, jika ada sesuatu yang kuinginkan, itu pakaian.
Namun diberi pakaian rusak Kuzuha, ditambah gaya tanpa cawat.
.
.
.
Bagaimana bisa aku bisa mengaharapkan pakaian darinya,
bahkan ketika dia tak memiliki pakaian untuk dirinya sendiri? Ini menyusahkan.
Karna serangan itu, aku menutup diriku dengan selimut
tipis, namun aku juga ingin menghindari orang lain agar tak disangka orang
cabul.
“Untuk sekarang, apa yang kuinginkan...pakaian?”
“Yah... aku minta ma’af...”
Ya, aku tahu, itu permintaan mustahil...
Namun berfikir kembali, kenapa dia tinggal seperti ini?
Aku ingin menanyainya, namun karna cerita panjang itu melelahkan. Aku pasti
akan tidur di pertengahan. Jadi, aku lebih baik tidak bertanya sejak awal. Oh
kelihatannya dia ingin menjelaskannya.
“Sebetulnya, aku kemari karna perintah...jika aku dapat
hadiah darinya, kufikir aku bisa sedikit membalasmu...”
Kuzuha-chan kelihatannya bersedih ketika mengucapkan hal
itu, ekornya turun. Aku tak ingin anak kecil sedih, aku perlu mendengar
ceritanya. Aku harus berhati-hati agar tak tidur.
“Ibuku tercinta
bekerjasama dengan penguasa.”
“..Bekerja sama?”
“Ya, dia meminta bantuan ibuku tercinta, dia berjanji
bahwa dengan bantuannya, dia akan bisa menciptakan sesuatu yang cukup kuat
untuk melindungi kerajaan.. Karna dia Kitsune lembut dan berpatriot, dia
setuju.”
“Hmmm... lalu, apa yang kepala sebenarnya lakukan?”
“Kudengar mereka menelti senjata yang bisa mengakhiri
perang dengan kekaisaran dan kerajaan, Tanah ini telah hancur berkat perang
antara kekaisaran dan kerajaan yang mana juga mempengaruhi kami Ras Beast.
Ibunda bekerja keras karnanya.”
“A..a… fuu~”
“Arge-san?”
“Tidak, tidak, tak apa.”
Aku tak bisa memungkirinya, karna ceritanya panjang, aku
jadi lelah dan menguap. Aku mengantuk, namun walau lelah, aku tahu bahwa dia
telah ditipu.
...Ibundanya merawat anaknya seperti ini?
Membuatnya hidup di kandang hancur, memakai pakaian
rusak, lalu memakaikan ban leher. Dia mungkin tak menyadari bahwa dia ditipu.
Kuzuha-chan, kau bodoh... Tidak, terlalu awal untuk menilai, aku tak tahu apa
yang difikirkan orang tuanya.
Aku penasaran apakah tak apa mencampuri, menganggu perang
antar negara, atau begitulah, kelihatannya sedikit...
Cerita Kuzuha terus berlanjut, dan kuputuskan untuk
memperhatikan. Kesimpulannya, “Ibundanya bekerja keras untuk kebaikan kami”,
cerita sederhana yang tak diingatnya secara detail.
“...Itulah mengapa aku tak bisa pergi dari sini, jadi aku
tak punya sesuatu untuk diberikan, kuharap aku bisa melakukan sesuatu
untukmu...”
“Tidak, tidak, kau tak perlu khawatir.”
Dia hanya anak kecil, jadi bukan target parasit, ditambah
lagi, dia memiliki masalahnya sendiri. Jadi aku tak bisa meminta apapun dan aku
tak bisa mengharapkannya tuk melakukan apapun untuk meminta ma’af, namun dia
sangat merasa bersalah.
Kelihatannya dia takkan mema’afkan dirinya sampai aku
mendapat sesuatu darinya. Aku penasaran bila ada sesuatu.
“… Ah”
Itu dia...
Permintaan ma’af yang sempurna, berada disampingku.
Terinspirasi, aku menunjukkan ideku, membuatnya menyadarinya. Bingung melihat
jariku mengikuti apa yang aku tunjuk.
“Jerami,
kelihatannya sungguh nyaman, biarkan aku tidur siang disana? Jika kau ingin
terma’afkan, aku ingin tidur siang dengan nyaman.” Kataku.
“Eee!”
“Ada yang salah?”
“Yah, hanya mengapa? Kau yakin?”
“Apakah ada yang salah?”
“Yah, tak masalah... namun...”
“Lalu, selamat malam.”
Karna aku mendapatkan persetujuannya, Kuputuskan
terbaring tanpa ragu. Karna aku telanjang, jerami menusuk kulitku, jadi aku
menarik selimut dari Kantong darahku dan berbaring, menutup diriku dengan itu.
Yaah, ini berbulu, jadi tak buruk.
“Uhm… Arge-san?”
Aku bisa mendengarnya mengatakan sesuatu, namun karna
sudah kudapatkan persetujuannya. Aku putuskan untuk tidur.
Ah... benar, aku harus memberi tahu Neguseo, jadi kufikir
‘Aku tidur siang, waktu itu, lakukan apapun yang kau mau’ Dan lalu mengirimkan
pesan itu. Oleh karna itu aku tak perlu khawatir tentang apapun lagi.
Selamat malam.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++