Terima Kasih sudah datang...
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Haaa, kenapa sih jadi begini?'
Aku menatap cermin, tidak yakin akan bayangan disana.
Bayangan itu juga menatapku dengan tatapan tidak yakin
Bayangan itu harusnya menjelaskan semuanya, namun masalahnya adalah bayangan yang terpantul dicermin
Aku ini laki-laki
Aku setinggi 180 cm, dan rambutku hitam dan pendek, seharusnya begitu
Jadi, siapakah bayangan yang dicermin ini?
Dia ini tingginya sekitar 150 cm
Rambut coklat panjang dan kurus, serta berkilauan. bibir merah muda yang tipis dan mata yang besar.
Ketika melihat pada dadanya, jawabanya begitu jelas
Yang terpantulkan ini bayangan seorang gadis kan?
KENAPA begini!? aku hanya menonton TV di ruang tengah dan tiba-tiba mengantuk. dan baru saja bangun
Sekarang, aku berdiri didepan cermin di kamarku
Aku tak merasa aku telah ditabrak truk dan bereinkarnasi
"OHhh, ini pasti TS?"
Aku jadi mengingat kembali LN yang pernah kubaca. aku kaget bahwa kejadian fiksi itu benar-benar terjadi padaku
Aku juga baru sadar bahwa suaraku juga berubah. menjadi sangat imut.
"Juga... "
Aku menatap tubuuhku dan menghela nafas
Yang kulihat dari leher kaos adalah payudara. aku meraih dan memgangnya. mereka terasa lembut dan empuk
Aku juga jadi agak pendek, jadi pakaianku jadi begitu kebesaran dan hamoir jatuh.
Aku tak punya apapun yang bakalan pas nih.
Besok sekolah bakal mulai dan aku tak bisa memakai pakaian apapun.
Untungnya, SMA-ku mengijinkan pakaian bebas, jadi tiada masalah nggak memakai seragam, namun ini masalh serius juga.
"Nggak, ini situasi darurat!!" (Kei)
Aku mengambil ponsel dari meja dan memanggil teman masa kecilku. dia menjawab setelah bebebrap dering.
"Helo keiichi, jarang banget dapat telpon dari kamu." (Kaori)
"Umm, aku berada dalam situasi darurat, bisakah kamu datang sekarang?" (Kei)
Gadis yang berbicara denganku sekarang adalah teman masa kecilku, Manabe Kaori. KAmi sama-sama kelas 1 dan di kelas yang sama.
Rumah kami juga hanya berjarak 30 detik berjalan kaki.
Ketika kukira nggak ada balasan darinya, walau aku emang sedikit menghabiskan waktu untuk mengenalkan Kaori
"Nggak, bentar... siapa kamu!? Suara Keiichi ga seimut ini?" (Kaori)
Oh, itu.. yah kuakui suraku sekarang jadi begitu berbeda
"Nggak, ini benar-benar aku, walau suraku jadi berubah sedikit." (Kei)
"NGGAk MUNgKin!! aku tak pernah mendengar suramu! Siapa kamu huh?"(Kaori)
Hmm... aku mencoba menjelaskannya situasi secara agak kabur, namun nampaknya dia tak mempercayaiku. aduduh..
Nggak, hanya kaori yang bisa menyelamatkanku sekarang, pakaianku beggitu kebesaran, aku ga berani keluar rumah
Karna, ku hidup sendiri
"Ini aku, Keiichi. Aku jadi begini ketika bangun." (Kei)
"HEi!? Apa? Apa maksudmu!?" (Kaori)
"Kukirimi kamu foto." (Kei)
Kukira lebih cepat melihat langsung dibandingkan mencoba menjelaskan dan aku menutup telepon tanpa menunggu jawaban, mengambil selfie dan mengirimnya ke kaori.
Tentu saja kubuat itu dari sudut 45 kebawah dan sedikit memiringkan kepala. yah, kuakui bahwa aku cukup bagus dalam fotografi.
Interkom berbunyi ketika aku menunggu balasan setekakh mengirimkan fotoku padanya.
"Oh, kamu beneran datang?" (Kei)
Aku memegang celana yang hampir melorot dan berjalan menuju pintu.
Ketika ku melihat pada kamera interkom, disana berdirii teman masa kecilku dilayar. bagus, aku harus berbohong bila andai itu orang lain
Aku memakai sandal, membuka kunci dan membuka pintu.
"Makasih udah datang." (Kei)
Aku memegang celana dengan tangan kiri dan menyalaminya dengan tanyan kanan.
Aku juga nampak kehabisan nafas.
"Hey, Lihatlah kondisi pakaianmu! Keiichi!! aku tau kamu disana! keluarlah! aku tak tau siapa gadis ini, namun itu nggak sopan membuat gadis imut ini memakai pakaian seperti ini!!" (Kaori)
Setelah dia melihatku, KAori langsung teriak ke dalam rumah.
Aku menutup pintu dan mengikutinya ke kamarku.
Dia kayaknya takkan mendengarkanku sekarang, jadi aku hanya diam mengikutinya.
Kami memasuki kamarku, dan tiada siapapun disana.
"Keiichi!! Dia nggak disini?!" (Kaori)
Kaori menatapku kebingungan.
Kaori hanya berdiri disana selagi aku melihat sekeliling, memastikan tiada siapapun di kamarku.
"Uhmm, Apa kamu tau dimana kaiichi?" (Kaori)
Aku menunjuk diriku. aku merasa benar sekarang
"Aku penasaran kok kamu dijadikan seperti ini. kan kutenndang bokongnya nanti, jadi rilaks. omong-omong, diamana pakaianmu?"
Ma'af, aku tak memiliki pakaian lain, aku berfikir tuk meminta bantuanmu.
"Disini cuman ada pakaian keiichi." (Kei)
Aku punya pakaian keiichi, namun semua hanya bakal pas buat cowo setinggi 180 cm. ga ada paaian yang bakal cocok dengan diriku yang baru.
"Sungguh?" (Kaori)
"Jadi kaori, apa yang harus kulakukan?" (Kei)
Aku mengangkat tangan menyerah...
... dan celana dan boxer yang kebesaran jatuh ke lantai.
TS : aku asal menulis novel kali ini, mungkin akan jadi proyek, mungkin tidak.. bye